Tampilkan postingan dengan label Education. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Education. Tampilkan semua postingan

Penerimaan Program SM3T 2014

Bukan hal yang asing lagi ditelinga kita bahwa pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa untuk bisa berubah ke arah yang lebih baik dan sebagai jembatan untuk perubahan disegala bidang. Tentu kita sama-sama setuju untuk bisa membuat pendidikan di Indonesia bergerak kearah yang lebih baik dan untuk memperbaikinya mengingat masih carut marutnya system yang ada didalamnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kembali mengundang para sarjana pendidikan terbaik untuk ikut maju bersama mencerdaskan indonesia melalui Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) Angkatan ke-IV tahun ini. Program SM3T tentu sudah bukan hal baru lagi di dunia pendidikan. Program pemerintah yang dimulai sejak tahun 2011 ini telah memberi manfaat langsung kepada anak bangsa yang berada di daerah 3T, maka dari itu, para sarjana pendidikan yang mempunyai kerinduan untuk mendidik anak-anak bangsa di daerah terdepan, terluar dan tertinggal ini mari manfaatkan kesempatan ini. Mari turun tangan untuk bisa ambil bagian didalamnya. Peran satu orang guru saja yang berintegritas dan beritelektual akan sangat banyak manfaatnya untuk pendidikan kita.

Berdasarkan data Kemdikbud, hingga saat ini telah dikirim sebanyak 7.962 guru yang disebar di wilayah 3T Indonesia dan direncanakan kuotanya akan ditambahkan, mungkin tergantung budgetnya. Walaupun ada suka duka dalam program SM3T ini, namun saya percaya dengan kerinduan hati yang mendalam untuk mendidik anak-anak Indonesia di daerah yang sangat memelurkan guru-guru pilihan ini, maka program ini akan bisa memberikan kontribusi besar untuk Indonesia Jaya.

Berikut informasi penerimaan peserta program SM3T tahun 2014 :

1. Pendaftaran daring (online): 21 Mei – 15 Juni 2014
2. Pengumuman hasil seleksi administrasi dan pengumuman jadwal tes online: 23 Juni 2014
3. Tes online: 1 – 2 Juli 2014
4. Pengumuman hasil tes online: 7 Juli 2014


Prodi yang diterima.
1. Pendidikan Guru PAUD
2. Pendidikan Guru Sekolah Dasar
3. Pendidikan Luar Biasa
4. Pendidikan Kewarganegaraan
5. Pendidikan Bahasa Indonesia
6. Pendidikan Bahasa Inggris
7. Pendidikan Matematika
8. Pendidikan Fisika
9. Pendidikan Kimia
10. Pendidikan Biologi
11. Pendidikan IPA
12. Pendidikan IPS
13. Pendidikan Sejarah
14. Pendidikan Geografi
15. Pendidikan Seni (Drama, Tari, Musik, Rupa/Kerajinan)
16. Pendidikan Ekonomi/Akuntansi
17. Bimbingan Konseling
18. Pendidikan Jasmani
19. Pendidikan Teknik Mesin/Teknik Otomotif
20. Pendidikan Teknik Bangunan
21. Pendidikan Teknik Elektro/Elektronika
22. Pendidikan Tata Boga/Tata Busana/Tata Rias


Untuk persyaratan peserta, yaitu :
1. Warga Negara Indonesia, dibuktikan dengan identitas diri berupa KTP yang masih berlaku;
2. Lulusan program studi kependidikan S-1 (bukan transfer) tiga tahun terakhir (2012, 2013, 2014) dari program studi terakreditasi yang sesuai dengan mata pelajaran dan/atau bidang keahlian yang dibutuhkan, dibuktikan dengan fotokopi ijazah yang telah disahkan (legalisasi). Khusus lulusan tahun 2014 yang belum memiliki ijazah dapat menggunakan Surat Keterangan Lulus (SKL) yang ditandatangani dan/atau diketahui Pembantu/Wakil Rektor Bidang Akademik.
3. Berusia maksimum 27 tahun per 31 Desember 2014;
4. IPK minimal 3,0 yang dibuktikan dengan fotokopi transkrip nilai yang telah disahkan (legalisasi);
5. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter;
6. Bebas dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza) yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN) dari pejabat yang berwenang;
7. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang dikeluarkan oleh Polres/Polresta; dan
8. Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama mengikuti Program SM-3T dan PPG, yang dibuktikan dengan surat pernyataan bermaterai 6000 rupiah

Bukti persyaratan nomor 1) s.d. nomor 8) dibawa pada saat tes wawancara

Informasi lebih lanjut bisa dilihat di http://seleksi.dikti.go.id/sm3t/

 

PKB berkoalisi dengan PDI-P, Rhoma Irama akan jadi pendamping Jokowi?

PKB akhirnya berkoalisi dengan PDI-P, Rhoma Irama akan jadi pendamping Jokowi?
Setelah berbagai pertimbangan dan dirasakan adanya kecocokan antara kubu PKB dan PDI-P maka PKB memutuskan untuk berkoalisi dengan PDI-P. Pihak PDI-P sendiri telah mengusungkan capres mereka yaitu Jokowi, sedangkan dari sisi PKB mengusungkan 3 nama yaitu Yusuf Kalla, Mahfud MD, dan Rhoma Irama. Mahfud MD sendiri optimis akan bisa memperoleh rekomendasi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada pemilihan Presiden mendatang, di lain pihak capres yang katanya paling dibenci ibu rumah tangga, Rhoma Irama juga menyatakan kesiapannya jika dipasangkan dengan kandidat capres-cawapres dari partai lain.

Memang belum pasti siapa yang akan disandingkan dengan jokowi di pemilu nanti, namun PKB sepertinya bagai pungguk merindukan bulan jika berniat menjadikan Rhoma Irama capres atau cawapres. Rhoma Irama sendiri sangat percaya diri dengan mengatakan bahwa ia sangat yakin dan optimistis dengan elektabilitasnya dengan melihat antusiasme penonton dari kunjungannya ke daerah-daerah. Hehehe mungkin Rhoma Irama perginya hanya ke sebagian kecil pelosok daerah yang ada pendukungnya, coba lah dia dating ke Sumut misalnya daerah tempat saya tinggal pasti bakal di teriakin untuk pulkam alias pulang kampung.

Saya pendukung Jokowi, namun jika yang disandingkan dengan Jokowi adalah Rhoma Irama, maka saya tidak akan memilih Jokowi apalagi jika ada kandidat lain yang lebih layak untuk dipilih. Tadinya arapan saya Jokowi akan dipasangkan dengan Ahok namun mustahil sekali rasanya melihat keserakahan bos Gerinda yang tak mau mengalah pada anak buahnya untuk maju ke RI2. Tak ada Ahok, Mahfud MD, Yusuf Kalla atau Dahlan Iskan sekalipun tak apalah asal JANGAN Rhoma Irama.

Salam Jokowi for president :)

Hardiknas “Pendidikan untuk Peradaban Indonesia yang Unggul”; Memanusiakan Manusia

Hardiknas “Pendidikan untuk Peradaban Indonesia yang Unggul”; Memanusiakan Manusia

Walaupun saat ini aku tidak tinggal di Negaraku tercinta Indonesia, namun aku tak pernah lupa seremonial yang selalu diadakan setiap tanggal 2 Mei, ya, itu adalah Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada hari ini. Tadi aku baru selesai makan malam dengan profesorku direstoran terdekat kampus CYCU, beliau mengundangku untuk berbicara lebih lanjut mengenai studiku, mengenai kehidupan selama tinggal di Taiwan ini dan juga mengenai tugas-tugas yang beliau berikan padaku tempo minggu, yah kami berbincang layaknya seorang dosen dengan anak didiknya. Kuberitahu  beliau bahwa hari ini adalah Hardiknas bagi Indonesia, aku cerita tentang bagaimana system pendidikan di Indonesia dan harapanku kedepannya seperti apa. Beliau cukup terkesan dan berharap harapan-harapanku dan harapan semua bangsa Indonesia untuk pendidikan di Indonesia yang lebih baik akan terwujud seiring berjalannya waktu.

Tema Hardiknas tahun ini cukup menarik buatku yaitu “Pendidikan untuk Peradaban Indonesia yang Unggul” jika dibanding tema tahun lalu yaitu “Meningkatkan Kualitas dan Akses Berkeadilan”. Coba kita lihat kata “Peradaban” ditema itu. Menurut KBBI peradaban adalah kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir batin, hal yang menyangkut sopan santun, budi Bahasa dan kebudayaan suatu Negara. Sedangkan kata “unggul” berarti lebih tinggi, melebihi yang lain atau lebih baik. Berarti tema Hardiknas kali ini lebih ke manusianya atau SDMnya (karena adanya kata peradaban tadi) yaitu lebih membangun manusia-manusia yang lebih baik untuk peradaban yang unggul. Memang kalau melihat wajah pendidikan kita di era modern ini, bisa dibilang sangat memilukan. Aku pribadi mengamatinya geleng-geleng kepala, ya tidak cukup hanya geleng-geleng kepala tapi butuh action untuk memperbaikinya dan aku, semampu mungkin telah dan akan selalu melakukannya. Banyak yang berpendapat bahwa pendidikan di Indonesia sudah cukup maju dan cukup baik. Alasaannya ya karena banyak anak-anak Indonesia yang berprestasi hingga keluar negeri, memenangkan kompetisi sains tingkat internasional, membuat mobil, banyaknya sekolah-sekolah tempat orang-orang berkantong tebal dan ber IQ diatas 3 digit. Benarkah demikian? benarkah hanya dengan itu sudah bisa merepresentasikan baiknya kualitas pendidikan kita? Tahukah kita seberapa banyak anak-anak Indonesia yang tidak bisa bersekolah karena belum tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung? Tahukah kita seberapa banyak anak-anak Indonesia yang harus putus sekolah demi bekerja untuk sesuap nasi? Tahukah kita seberapa banyak anak-anak Indonesia yang mempertaruhkan nyawa belajar di bawah atap sekolah yang hampir roboh, menyeberangi sungai yang amat dalam lewat jembatan gawat darurat, berjalan sejauh beberapa kilometer ke sekolah? Tahukah kita seberapa banyak anak-anak Indonesia yang tidak bisa menikmati fasilitas sekolah disekolah yang baik dan tidak bisa mendapatkan pengajaran dari guru-guru terbaik hanya karena keterbatasan finansial? Tahukah kita? Tahukah kita seberapa banyak anak-anak yang stress karena pra/pasca UN, banyaknya kecurangan selama UN berlangsung? Belum lagi soal kasus-kasus dalam pendidikan yang baru-baru ini terjadi, sebut saja kekerasan seksual di JIS dan STIP? Yang lebih tidak habis pikir yang aku lihat mengenai kurikulum yang terus saja berganti entah berapa kali tapi tak ada efek yang berarti. Aku melihat pergantian kurikulum ini hanya seperti trial and error saja.
Miris memang dikala kondisi bangsa ini seperti itu adanya, media malah menyorot sekolah-sekolah elit dengan sarana dan prasarana yang aduhai, jarang sekali menyorot bagaimana kondisi sekolah-sekolah di daerah terpencil khususnya anak-anak bangsa yang belum bisa mengenyam dunia pendidikan. Kalaupun ada mata kebanyakan kita sepertinya prefer untuk tidak melihatnya apalagi ingin tahu.
Yang aku perhatikan mengenai system pendidikan di Indonesia ini (selain yang sudah pernah kutuliskan di blog pribadiku) adalah pemerintah cenderung hanya melihat bahwa system yang sudah rancang itu dilaksanakan diatas kertas dalam arti secara tertulis sudah terlaksana tapi pada kenyataannya nol. Pemerintah tidak benar-benar bisa menjamin bahwa apa yang sudah direncanakan itu benar-benar sudah terpenuhi atau tidak. Disinilah letak permasalahannya.

Aku ingat semasa sekolah dulu setiap tahun aku selalu mengikuti upacara di lapangan. Pidato demi pidato dan wejangan demi wejangan yang arahnya selalu atau hampir sama setiap tahunnya kudengar. Sejak aku duduk dibangku sekolah dan banyak membaca pendapat orang-orang (baik dari golongan kependidikan maupun masyarakat biasa) tentang upaya-upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, hingga detik ini tampaknya pendidikan kita masih begitu-begitu saja. Bahkan data mengenai mutu pendidika di Indonesia yang disampaikan oleh Menko Kesra HM. Jusuf Kalla, mutu pendidikan di Indonesia saat ini berada diurutan ke-7 dari 10 negara di Asia Tenggara.


Sesuai dengan tema Hardiknas tahun ini; “Pendidikan untuk Peradaban Indonesia yang Unggul”, memang dibutuhkan anak-anak bangsa seperti sosok Ki Hajar Dewantara untuk membangun pendidikan Indonesia yang unggul. Tema ini juga berarti memanusiakan manusia atau seperti yang Pak Jokowi bilang dalam visinya “Revolusi mental” sehingga pemerintah dan wakil-wakil rakyat bisa memaksimalkan perannya. Semoga di Hardiknas tahun depan jika Tuhan mengizinkan, ditulisanku akan ada tertulis “pendidikan Indonesia tahun ini sudah ada kemajuan”. Amin. Selamat Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2014.

Say "NO" to GOLPUT : dari kita, oleh kita, dan untuk kita

Akhirnya aku bisa juga merasakan bagaimana rasanya mencucukkan besi kecil runcing ke selembar kertas besar berisi lambang-lambang, angka-angka dan huruf-huruf yang disusun beraturan itu. Betapa tidak, selama aku hidup ini kali pertama aku ikut pemilihan calon pemimpinku demi memperbaiki nasib bangsa ini, meminimalis angka kecurangan pemilu, dan memuluskan langkah calon presidenku nanti. Walaupun hanya 1 suara tapi suaraku itu cukup berharga :)

30 Maret-6 April adalah jadwal pelaksanaan pemilu daerah pemilihan luar negeri dan hari ini, 6 April  merupakan jadwal pemilihan di Taiwan tempat aku memilih dan beberapa Negara lainnya. Jelas kesempatan kali ini tidak
kusia-siakan apalagi ada temanku yang berniat untuk golput dan ada juga yang masih bingung dengan pilihannya, kemudian kuberi penjelasan dan masukan supaya tidak golput. Alhasil kami sebagian besar anggota PPI CYCU (Perhimpunan Pelajar Indonesia Chung Yuan Christian University) tadi ramai-ramai ke salah satu TPS yang terdaftar di Taiwan untuk memberikan hak kami.

Jumlah pemilu tahun 2014 ini tercatat mencapai sekitar 185.000.000 an orang yang mana lebih dari 30%nya dikuasai oleh pemuda. Kita sebagai pemuda harus punya atensi atas ini, ini era kita, janganlah kita biarkan
ego dan ketidakpedulian semata menguasai diri kita. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa golput tidak pernah absen dalam sejarah penyelenggaraan pemilihan umum di Indonedia (jujur aku adalah mantan golput karena memang dulu pengetahuan politikku nol besar ditambah ketidakpedulian karena kekecewaanku terhadap para caleg waktu itu). Jika tetap memilih untuk golput maka ada kemungkinan suara kita akan disalahgunakan oleh
oknum-oknum tertentu yang tidak bertanggungjawab yang tentunya akan merugikan pemerintahan kita which is juga merugikan diri kita sendiri belum lagi dana atau anggaran pemilu dari pemerintah yang sudah dikeluarkan untuk membiayai kertas suara dan perlengkapan pemilu lainnya, kan sayang jadi tidak terpakai.

Adalah hak seseorang memang untuk ikut memilih atau tidak, tapi sebagai warga Negara yang baik mari kita tunjukkan partisipasi kita terhadap negeri kita. Toh menjadi golput juga tidak akan mengubah jalannya demokrasi di Indonesia. Apa tidak sayang suara kita hilang begitu saja? Bukankah dengan golput berarti kita setuju-setuju saja siapapun yang akan menjadi pimpinan kita? Banyak pemuda yang memberikan alasan yang cukup sulit untuk kuterima atas keputusan golput mereka, yaitu “Aku tidak tahu siapa yang akan kupilih”, “aku bingung mau memilih siapa” atau “semua calon are bad”. Lah, alasan ini kan alasan yang kurang masuk akal mengingat hampir semua orang muda sudah bisa dengan mudah mengakses internet. Tinggal cari tau track record caleg di daerah pemilihan, bandingkan dan putuskan mana yang lebih layak untuk jadi pemimpin. Jangan hanya mentok dengan membuka jejaring sosial saja bisanya sementara untuk mencoba peduli sedikit saja dengan perpolitikan di negeri sendiri tidak mau. Ingat tidak ada manusia yang sempurna, jadi bijaklah dalam memilih.
Say no to “GOLPUT”  :)

Sudah seharusnya "Membaca" sebagai kebutuhan kita

Hai sobat Shantycr7 J semoga yang sedang membaca tulisanku ini dalam keadaan sehat ya.
Anyway, hari ini aku ingin menulis topik tentang “membaca”. Hmmm membaca. Kira-kira apa yang terlintas dibenak sobat ketika mendengar kata membaca? Is it a kind of boring topic? Apakah rutinitas membaca itu sangat membosankan? Oh, ayolah!

Sebenarnya, disadari atau tidak hampir semua orang khususnya orang yang mengenyam pendidikan sudah memahami manfaat membaca, tapi sayangnya budaya membaca pada masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan. Mereka yang malas membaca tau bahwa ada segudang manfaat yang bisa didapat jika rajin membaca apalagi kalau dibarengi dengan menulis tapi yang jadi masalah adalah mereka tidak memiliki keinginan kuat untuk menjadikan membaca itu sebagai hobi atau kebutuhan layaknya makanan sehari-hari.

Membaca adalah suatu kegiatan/proses untuk memahami kalimat demi kalimat, konsep, informasi dan gagasan yang coba dikemukakan oleh sipenulis sehingga kita menjadi tau.
Dengan membaca, dari awalnya kita tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi mengerti, dari mengerti kita menjadi belajar, dengan belajar kita bisa cerdas.

Sejauh ini aku melihat bahwa membaca bagi kebanyakan pelajar dan mahasiswa di Indonesia adalah hal yang paling membosankan dan membuang-buang waktu. Kalaupun membaca, bahan bacaan utama mereka adalah komik dan novel atau karangan fiksi lainnya. Memang tidak salah tapi alangkah lebih baik jika pelajar atau mahasiswa itu lebih banyak membaca bahan bacaan ilmiah yang mengandung ilmu pengetahuan supaya intelektual kita lebih terasah. Ada lagi yang membaca jika ada tugas sekolah/kampus. Tapi itu masih mending mau membaca, yang lebih parah lagi kebanyakan dari mereka lebih suka copas tugas teman atau sama sekali tidak mengerjakannya, menonton film-film fiksi dan sinetron yang tidak mendidik, keluyuran tanpa tujuan, bergosip ria seharian, shoping, clubbing, tidur-tiduran, bermain game online atau seharian bercengkrama dengan media sosial semisal facebook dan twitter. Bahkan beberapa pelajar atau mahasiswa akan menertawakan atau mengolok-olok temannya yang rajin membaca. Sedikit berbagi pengalaman, sewaktu kuliah S1 di Medan, setiap kali aku akan pulang kampung ke Siantar yang memakan waktu sekitar  4 jam dengan bus, aku selalu membawa buku dan membacanya di halte ketika menunggu keberangkatan bus yg cukup lama serta selama perjalanan di dalam bus. Sangat jarang aku menemukan orang yang sedang membaca di dalam bus maupun angkot selain orang-orang bule yang kebetulan menuju tempat wisata, yang lain hanya mengobrol dan 80%nya tertidur. Nah, ketika membaca di dalam bus, terkadang aku menerima tatapan aneh yang terus memandangiku serta cibiran-cibiran yg kuterima dari beberapa orang muda dan mahasiswa juga, yang mengungkapkan betapa sok rajinnya aku, cari perhatian lah atau tidak punya ada kerjaan lain. Aku mendengarnya sendiri.  Aku menerima perlakuan seperti ini bukan hanya 2 atau 3 kali tapi cukup sering dari lingkungan sekitar juga bahkan temanku sendiri karena ada juga yang mengungkapkannya secara halus seperti “jangan banyak-banyak baca bukunya nanti wajahmu jadi seperti buku, atau nanti kepalamu jadi botak atau nanti terlalu pintar”. Begitulah gambaran umum mengenai minat baca di Indonesia yang aku bilang sangat memprihatinkan semakin menunjukkan bahwa memang minat baca berbanding lurus dengan tingkat kemajuan pendidikan suatu negara apalagi dengan melihat  survey UNESCO yang menunjukkan bahwa hanya ada 1 orang dari 1.000 orang di Indonesia yang memiliki minat baca yang tinggi.

Jepang adalah Negara yang menempati urutan tertinggi untuk Human Development Indeks (HDI) dengan persentase melek huruf masyarakatnya mencapai 99%. Bangsa Jepang sangat senang sekali membaca. Mereka tidak menganggap bahwa membaca itu adalah suatu kewajiban di sekolah, tapi suatu kebutuhan, hobi dan sudah menjadi kebiasaan rutin. Ya membaca sudah jadi budaya. Begitu juga di Jerman, Belanda, Amerika dan Negara-negara maju lainnya, dimana pun mereka berada jika ada waktu luang pasti akan disempatkan untuk membaca ketimbang hanya sekadar mengobrol apalagi menggosip.
Cicero, seorang filsuf, penulis dan politikus Romawi mengatakan  “A Room without books is like a body without a soul.” Artinya jika seseorang tidak membaca rasanya seperti badan tanpa jiwa. Hal ini semakin menegaskan bahwa betapa pentingnya membaca terutama bagi para generasi muda. Kenapa generasi muda? Karena generasi muda lah yang merupakan cikal bakal pemimpin negeri ini. Sebagaimana yang sering kita dengar bahwa “A leader must be a reader”.
Hmmmm menurutku pribadi memang kebiasaan membaca itu harus sudah dimulai sejak kecil. Akan cukup sulit kalau harus memulainya menjadi hobi kalau sudah gedeapalagi bagi yang memang tidak suka membaca namun itu bukan menjadi penghalang. Aku ingin menjelaskan terlebih dahulu betapa pentingnya membaca itu ditinjau dari berbagai aspek yang mungkin beberapa orang belum tahu karena pada umumnya orang hanya tahu bahwa manfaat membaca itu hanya sekadar bisa menambah pengetahuan saja. Berikut :

1.
Rajin membaca akan membuat dendrit (bagian dari neuron di mana memori disimpan) membentuk dan meningkatkan kapasitas memori. Jadi salah besar jika ada yang berpendapat bahwa semakin banyak baca itu semakin lupa/jadi pelupa.
2.
Membaca, kalau dilakukan untuk kesenangan, bisa mengurangi stres dan tentunya baik untuk kesehatan secara keseluruhan karena faktanya dengan rajin membaca bisa melindungi otak dari penyakit Alzheimer dan mendorong pikiran positif dan memperkuat persahabatan
3.
Rajin membaca akan membuat kita lebih kritis berpikir dan menerapkan apa yang telah dibaca, benar-benar meningkatkan keterampilan penalaran.
4. Dengan rajin membaca maka kita akan bisa melihat segala sesuatu yang terjadi disekitar kita dari sudut pandang yang berbeda. Ya, kita jadi tidak mudah dibodohi atau diperalat. Kita jadi kritis menanggapi informasi yang ada tidak sekadar menerimanya mentah-mentah dan akhirnya membuat kita jadi sakit perut.

Nah, genre buku atau bahan bacaan yang bisa sobat baca tidak jadi masalah, terserah asal yang bisa menambah ilmu pengetahuan dan bermanfaat, bisa jadi dibidang sosial, sains, sastra, politik, agama, sejarah, dan kesehatan, semua genre itu baik untuk dibaca. Saranku sih jangan hanya membaca satu atau dua jenis bidang saja, cobalah untuk menyukai bahan bacaan yang beragam agar lebih memperluas paradigm berpikir kita. Tapi bagi yang ingin memulai membaca sebagai hobi, baca yang disukai saja dulu, nanti semakin kedepannya aku yakin ranah bacaannya pasti akan semakin luas. Semakin banyak membaca maka kita akan semakin sadar betapa sangat minimnya ilmu pengetahuan yang kita miliki, itu akan semakin memotivasi kita untuk semakin giat membaca dan membaca. Buat sobat yang lebih suka duduk membaca melalui PC, Netbook atau gadget/tablet daripada langsung membaca bukunya itu tidak jadi masalah, yang penting esensi membacanya tidak hilang dan yang terpenting kita bisa menikmati bahan bacaan kita baca dan memetik manfaatnya.
Sebagai tambahan sobat bisa join di situs www.goodreads.com untuk memasukkan daftar buku yang sedang dibaca, akan dibaca, diskusi sesame members, memberikan voting terhadap buku yang dibaca dan meresensi buku yang sudah dibaca. Atau sobat bisa juga masuk ke www.bookreader.netdan www.bacabuku.com

Ingin sekali rasanya kelak Indonesia dijuluki sibangsa pembaca. Kan keren J
Chayoo

Aku juga menulis artikel ini di http://edukasi.kompasiana.com/2014/04/03/sudah-seharusnya-membaca-sebagai-kebutuhan-kita-644259.html

Contoh Studi Kasus dan Penyelesaiannya dengan Negosiasi (Example of Dispute Settlement through Negotiation)

Hai Sobat Shantycr7 :). Postinganku kali ini berhubungan dengan salah satu mata kuliah. Nah buat saudara-saudara yang lagi mencari contoh study kasus atau case study yang penyelesaiannya dengan bernegosiasi (negotiation) silakan boleh dilihat contoh punyaku, tapi ingat jangan asal kopas ya, harus dibaca baik-baik. Ingat juga dilarang keras mempublikasikan semua tulisanku tanpa mencantumkan sumbernya. Hargailah karya orang lain :) karena akhir-akhir ini ada beberapa orang yang mencuri tulisanku tanpa mencantumkan author nya, bukannya apa-apa hanya saja aku merasa tidak dihargai. Tapi ya sudahlah ga apa-apa semoga mereka segera bertobat hehhe. Well, berikut ulasannya, bagi yang ga paham bahasa Inggris bisa ditranslate di google translate ya hehehh soalnya aku buatnya pakai bahasa Inggris :)

Sara Lee's corporation dispute with its employee

What is the argument about?
            Indonesia Sara Lee Corporation is a big company engaged in consumer products, a Chicago-based Sara Lee Corporation and operates in 58 countries, markets branded products in nearly 200 countries and has 137,000 employees world wide. It was shaken by the problems with its employees. About 200 workers of bakery section which are incorporated in the Unions of Indonesian labors Sara Lee, was held strike action in the factory yard, Km 27 Raya Bogor Street, East Jakarta, Wednesday (10/11/19). This strike action was not only in Jakarta but simultaneously throughout Sara Lee distributor in Indonesia. In fact, the workers in the regions sent 'envoy' to Jakarta to strengthen their claims. The envoy was not a person, but it was the form of a banner for the Sara Lee Corporation that was sent from a few regions.

Who Claims What?
The workers demanded the management to appreciate their devotion to the period of employment in Indonesia Sara Lee Corporation by providing them welfare, severance payment and increasing the number of compensation in accordance with their rights. Estimated value of the employee's claim of Rp. 172 billion. They demanded their severance of up to eight times higher than their salary because for over a dozen years the employee has been contributing to raise companies of Sara Lee Indonesia achieved the Center of Exellen (COE). However, the aspirations of the employees were never addressed by the management.
            In response, Kusuma Wardhana, Operational Director of Indonesia Sara Lee, said, in fact the management of company has given more rights to the employees. Therefore, in accordance with the regulations, if an employee resigns, she/he will only get a one-time severance salary. From the beginning, Kusuma Wardhana wanted to minimize the number of layoffs, that is why the company offers to its employees are flexible. Sara Lee Corporation offers to its employees, whether to resign or stay to join even eventually  the company's management would going to be changed. At last the company decided just want to give severance pay of 3.5 times higher than their salary. So each worker would get severance pay amount Rp. 36 million to Rp 80 million.


Why the Dispute Occured?
              The case originated when the stocks of Sara Lee Corporation sold to Unilever Corporation. In the process of acquisition by PT. Sara Lee Indonesia is not communicated to employees in a transparent manner, especially about things related to the the provision of employee severance rights. A statement that the acquisition of the company to protect its employees. However, it was not proven because the number of options offered  very minimalist while the employee required more. This has led to increasing a dispute between the employee and the Indonesia Sara Lee Corporation.

Case Analysis and the Solution
            The struggle of hundreds of workers of Indonesia Sara Lee who demanded severance up to eight times higher than their salary did not work out because the company only willing to give severance pay amount of 3.5 times higher than their salary. In their strike action who were in majority of female, they said the strike would not stopped until their demands were fulfilled by company. Besides, the management of company said that their demands were too high which was company could not released it. 
            In this case, the union employees / workers can obviously make efforts in litigation or non-litigation in the settlement of labor disputes. But labor unions need to develop a strategy, look for alternatives that exist to be able to execute their rights, one of them by utilizing collective space berganining in negotiating. The negotiation process is relatively fast, inexpensive and gives access to all the disputing parties in obtaining justice or settlement satisfactory to both parties. The negotiation process will not be able to work well without the support of a good negotiating skills anyway. Therefore the most important aspect in the settlement of disputes through negotiation is the ability to negotiate the Labor Unions as a reliable negotiator.
            In this case I think it needed the negotiation pattern called “Win-win Solution” where all parties are winning, the demands  and wishes of both parties can be accommodated. In my opinion, the negotiations amicably is the only solution that can reduce the demo. Management of Indonesia Sara Lee must  negotiate with the workers at first in order to find an agreement point. The workers should have agreed in considering and calculating the rights they deserved according to the information given by the company. Similarly, the company management should not be too discrediting the fate of the workers. The company management should be wise in communicating transparently all matters relating to the acquisition of the company in order to avoid miscommunication on both sides.
            Related to the issues about the demands put forward by employees at eight times higher than their salaries, as well as with the offer provided by the company that is 3.5 times higher than the employee’s salaries, in my opinion it can be taken the middle way . Because for the company also benefited in the acquisition process so it would be better if the company can add value to their employees welfare and severance pay a slightly higher than the previous offers, may be four times higher, for the employees also are valuable corporate assets, for their contribution also so that the company can thrive by doing various promotions and worked hard to promote the product. Employees also should not be too selfish by their selfish interests because everything about the distribution of severance pay and employee well being has been in the company since its inception and has also been stipulated in labor laws. If demonstrations continue to occur, instead, Indonesia Sara Lee will have even greater losses, because if the operations are not running as usual, profits will not be obtained.


Kuliah di Luar Negeri (Taiwan) Yuk !

Sangat tidak bisa dipungkiri bahwa kualitas pendidikan yang baik adalah syarat mutlakbagi suatu negara untuk bisa terpandang dimata dunia. Dengan memiliki kualitas pendidikan yang bagus maka otomatis SDM negara tersebut akan bagus pula. Kita sadar betul bahwa kualitas SDM di negara kita ini masih jauh dari kata “berkualitas”,bagaimana tidak , kualitas pendidikannya saja masih jelek, bukankah tingkat pendidikan dan kualitas SDM itu berkorelasi positif?

Mengenyam pendidikan lanjut (S2 atau S3) merupakan syarat mutlak untuk membangun karakter mental SDM negara kita khususnya studi lanjut keluar negeri.Coba kita perhatikan SDM dinegara-negara maju, hampir semuanya bergelar doktoratau P.hd apalagi tenaga pendidiknya yang merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Di Indonesia 54% guru tidak memiliki kualifikasi yang cukup untuk mengajar, dilapangan masih sangat banyak dijumpai guru yang bahkan belum sarjana, tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka miliki. Belum lagi para dosen di Indonesia yang masih cukup banyak memiliki gelar S1. Di negara maju untuk menjadi dosen itu sangat tidak mudah, butuh tingkat profesionalisme dan pendidikan yang mumpuni yang mana ini sangat berbeda di Indonesia dimana untuk menjadi dosen ada yang hanya “modal orang dalam” saja cukup.

Indonesia memang negara kaya, ya kaya alam tapi sangat kekurangan stok manusiayang berkualitas termasuk para pemimpin yang kurang terdidik, kalaupun berpendidikan namun banyak yang tak bermoral. Dengan jumlah penduduk yang kurang lebih 240juta dan menduduki peringkat ke-4 terbesar di dunia, kita hanya mampu berdiri diperingkat ke-121 dari 187 negara dengan indeks kualitas manusia. Harusnya hatikita pilu melihat banyaknya kenyataan pahit yang ada di negara kita. Mulai dari tingkat korupsi yang semakin tinggi, tingkat kemiskinan, jumlah gelandangan dan pengemis yang tak kunjung berkurang, nasib para petani yang semakin terpojok tak dapat dengan maksimal menikmati hasil panennya, dll. Tugas siapa yang akanmenyelesaikan ini semua?
Nah, balik lagi ke investasi pendidikan yang begitu penting. Pendidikan tinggi dengan jalan studi lanjut ke luar negeri mutlak dilakukan. Untuk saat ini menurutku cara ini yang paling ampuh meskipun beberapa hari lalu Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan bahwa tidak harus jadi doktor untuk meningkatkan kualitas SDM, bisa dengan BLK which is I think it’s not the best way, aku lebih setuju bahwa studi lanjut ke luar negeri adalah cara terbaik.

Satu hal yang harus diingat bahwa faktanya ada banyak peluangan beasiswa untuk studi lanjut ke luar negeri yang terbuang atau tidak terpakai terutama yg terdaftar di Dikti. Banyak yang mengeluhkan sistemnya yang ribet dan cenderung sulit atau alasan lain sehingga mengurungkan niat mereka untuk apply (termasuk aku saat itu). Berbeda dengan beasiswa yang ditawarkan oleh beberapa Universitas di Taiwan yang menurutku memberikan kemudahan yang paling mudah diantara prosedur pelamaran beasiswa di universitaslain di seluruh dunia. Ya sangat mudah, tidak ada syarat TOEFL dan IPK (paling2 atau 3 universitas yang mensyaratkannya itupun sangat standar). Bahkan setelah dinyatakan lulus proses pengurusan berkas selanjutnya seperti Visa dan dokumen lainnya pun cukup mudah.

Dengan banyaknya universitas di Taiwan yang menawarkan program beasiswa dengan segala kemudahan prosedur pelamarannya, banyak yang mempertanyakan akreditasi atau reputasi universitas-universitas tersebut. Bahkan kemarin ketika aku berbincang dengan rektor UNIMED, Pak Ibnu Hajar di ruangannya beliau sempat menghimbau agar aku lebih teliti dengan universitas yang kulamar apakah memang sudah terdaftar di Dikti, apakah sudah ada lulusan dari sana yang telah melakukan penyetaraan ijazah, bagaimana sistem pembelajarannya dll karena memang belakangan ini pemerintah mulai ketat menyaring universitas mana saja dari luar negeri yang layak disetarakan ijazahnya di indonesia. Well, itu pertanyaan yang juga ditanyakan beberapa orang padaku termasuk juga yang sudah mempersiapkan berkasnya ke Taiwan. Selain itu ada lagi pertanyaan yang cukup menggelikkan buatku pribadi yang dikemukakan oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi, oleh rekan-rekanku atau orang-orang sekitarku bahkan diucapkan olehKetua DPR RI, Marzuki Ali, yaitu “Kenapa harus studi diluar negeri, kenapa tidak belajar di Indonesia saja ? kan diindonesia banyak universitas bagus, ilmunya juga lengkap.”
Aku pribadi mendengar pertanyaan diatas “tertawa geli dalam hati”
Coba kita cermati pertanyaan itu, apakah sama kuliah dalam negeri dengan kuliah diluar negeri sekalipun universitas yang di luar negeri tersebut bukanlah universitas top ten di dunia atau universitas terkenal dunia? Jelas tidak sama. Menurutku, “kecuali” kita studi lanjut di negara yang kurang berkembang dibanding Indonesia, maka kemungkinan besar kita akan belajar di universitas yang lebih baik daripada universitas yang ada di Indonesia.

Perlu kutegaskan bahwa ada 49 universitas di Taiwan yang sudah terdaftar diDikti (yang sudah menyetarakan ijazahnya) dimana alumninya dengan jumlah lulusan yang telah menyetarakan ijazah sebanyak 579 orang(10 februari 2014 pukul 18.00). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat disini http://ijazahln.dikti.go.id/detail_negarapt.php?kodenegara=9405 Jadi untuk yang berniat apply beasiswake Taiwan jangan takut nanti kalau ijazahnya tidak diakui di Indonesia. Sekadar informasi juga bahwa ada sekitar 120an universitas di Taiwan (CMIIW), dan tentunya tidak semua terdaftar di dikti, NAMUN perlu digaris bawahi bahwa yang belum terdaftar di Dikti itu bukan berarti tidak diakui, hanya saja bahwa lulusan dari universitas yang belum terdaftar di Dikti itu belum ada yg menyetarakan ijazahnya. Yang sudah terdaftar di Dikti itu artinya alumninya sudah ada yg menyetarakan ijazahnya. Mengenai kualitas dan akreditasnya tentu saja masih lebih baik dibanding Indonesia. Untuk daftar 100 besar universitas terbaik se-Asia bisa dilihat disini http://www.timeshighereducation.co.uk/world-university-rankings/2012-13/regional-ranking/region/asiadimana tak satupun universitas di Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut. Walaupun kampus tempatku lulus beasiswa hanya menduduki peringkat 72 se-Asia(universitas swasta terbaik se-empat negara) namun tetap bangga dan senang bisa mengenyam pendidikan tinggi disana setidaknya pasti lebih baik dari pada diIndonesia. Bukan apa-apa tapi sejauh ini sudah terlalu banyak cerita dan pengalaman yang kubaca dinet mengenai betapa tertinggalnya sistem pendidikan tinggi di Indonesia dibandingkan di negara lain termasuk Taiwan baik dari segi ketersediaan infrastruktur, kualifikasi dosen, hubungan universitas dengan berbagai industridan profesionalisme dosennya maupun mahasisiwanya.
Memang ada benarnya juga pernyataan yang pernah dituturkan oleh ibunya Soekaro ketika Soekarno pada waktu itu menyatakan keinginannya untuk studi lanjut ke Belanda yaitu: “tidak ada salahnya studi lanjut diluar negeri, tetapi banyak buruknya” , artinya mungkin bahwa studi lanjut menjadi kurang berguna jika tujuannya hanya sekadar ikut-ikutan atau karena keterpaksaan apalagi jika universitas tujuannya tidak jelas (asal-asalan/tidak diakui Dunia).

Menurutku pribadi, terlepas dari jadi apa nantinya setelah bergelar masteratau P.hd, apapun yang menjadi motivasi pribadinya, tetap saja barang siapapunyang punya keinginan kuat untuk studi lanjut ke luar negeri paling tidak dia memiliki sikap BERANI menerima perubahan, BERANI belajar, dan BERANI maju. Aku percaya studi lanjut di luar negeri khususnya yang motivasinya datang dari dirinya sendiri akan membentuk karakter mental yang jauh lebih baik. So, ayo memajukan bangsa kitadengan studi lanjut !

Oh ya untuk teman-teman yang sedang mempersiapkan berkas untuk studi lanjut keluar negeri khususnya ke Taiwan, perlu membuat pasport. Membuat pasport akanjauh lebih efektif dan efisien jika dilakukan dengan online. Berikut bisadipelajari yang kuposting berdasarkan pengalamanku waktu itu. Silakan dilihatdisini http://shantycr7.blogspot.com/2014/01/cara-membuat-paspor-secara-online-cepat.html
Semoga bermanfaat ;)

Contoh Email ke Calon Profesor Pembimbing


Halo Sobat Shantycr7 ;). Seperti judulnya diatas bahwa postinganku ini menampilkan contoh email (email yang kukirim sendiri ke Prof yg di CYCU, Taiwan) yang juga bisa menjadi referensi buat sobat yang ingin mengontak atau menghubungi salah seorang profesor di universitas tempat sobat mau apply beasiswa (ini mengingat ada beberapa orang yg request ke aku bagaimana membuat email ngeriqest profesor untuk jadi calon adviser atau pembimbing kita saat kuliah di universitas yang kita tuju).

Oya email ini kukirim waktu aku belum wisuda, masih dalam proses mau wisuda lebih tepatnya baru selesai sidang meja hijau. Semoga bisa bermanfaat ya, check this out !


Subject: Inquire Research Information in Department of International Business , CYCU

Excuse me Prof,

My name is Susi Susanti Tindaon, 22 years old, female. I am an Indonesian citizen. I have passed the final exam by doing well my final mini thesis in Department of Economics, State University of Medan, Province of North Sumatera and got the final GPA 3.58 out of 4.00. I have diclared to have graduated after finishing my mini thesis’s examination (oral defense) on July 22, 2013 and just be waiting for my graduation ceremony on this last October. Now, I am preparing my self to apply the scholarship in the Department of International Business in Chung Yuan Christian University, enroll 2014 Spring.

I got your contact from http://www.ib.cycu.edu.tw/en/fac-page.php?new_id=19&big_id=1 and http://itouch.cycu.edu.tw/active_project/cycu2500h_01/paperv3/list/NSCstyle.jsp?idcode=11196&sYear=1961&eYear=2013. I have read your resume there and got information that you are one of the assistant professors in graduate program in Department of International Business and I saw your background education stated that you are expert in International Political Economy, East Asian Economics, as well as Business Ethics and Social Responsibility which I interested to research about and plan to join to your research if I am accepted. I also have read your papers viewed in the website which have made me more sure that your research interests is same like me, more over about your case study researchs, you know Prof I really appreciate it and really interested in conducting it. Beside that I really impressed and interested in the titles of your other researchs prove that you are one of the great professor there I like the most because your research’s topic is the same with I demand and interest too. I think it will be interesting and challenging if I can conduct research match with your research interest.

I am planning to pursue my master degree in Department of International Business of  CYCU by CYCU scholarship in the beginning of next year and want to request you as my adviser as long as study as a graduate student. I have known also that you are really care and so kind to all of your students, so by this email I propose to join in your research and Lab if I am accepted by CYCU scholarship, I am pleased if I could direct discuss about my research with you. I should be grateful if you would send me information concerning application and entry procedures, and any relevant information 

I sincerely hope that you will reply this email and great thanks for time you read this message.

Sincerely yours,



Susi Susanti Tindaon

Postingan Terkait:


Contoh Study Plan Beasiswa ke Taiwan



Contoh Study Plan Beasiswa ke Taiwan

Contoh Study Plan Beasiswa ke Taiwan - Halo sobat, setelah posting barusan tentang Contoh Autobiografi Pelamaran Beasiswa ke Taiwan, kali ini aku mau posting contoh Study Plan nya yang mana ini juga salah satu syarat umum dalam meng-apply beasiswa LN termasuk Taiwan. Kebetulan aku lulus di CYCU jurusan International Business. Kalau mau tau tentang Taiwan dan sistem pendidikannya bisa dilihat dipostinganku yang ini Tentang Taiwan dan Sistem Pendidikannya Berikut contoh study planku yg sangat sederhana dan kutuliskan dengan setulus hati ;)


S T U D Y  P L A N


            My name is Susi Susanti Tindaon, 22 years old female, graduating from Department of Economics,Accounting Education Study Program, State University of Medan, Province of North Sumatera, Indonesiawith final GPA 3.58 out of 4.00. Currently, I’m working as an Economics and Social Science tutor at Primagama Institute. For me teaching is not only a job but also it is kind of the spirit calling from my deepest heart, it was really amazing and proud of making people come to understand something that they do not understand before. That is why I love the world of education ever since I was at Primary School. Beside teaching I love economics business too, this one is the biggest part of me right now. I have been very interested in business since Elementary School, knowing how to get much money through selling product as well as knowing the characteristics of many people outside, taught me how to manage the time to get success in business and what kind of strategy which is powerful to get much better results as well as how to work together in group or team well. That time I had to be smart to analyzing the various of human characters to make them undertstand what I explained. Everything happened since that time, and yes I love to analyze the behavior of human characteristics as well as kind of social responsibility. Over time I love business much more until now, more over, my parents are traders, even not the big traders but they have always taught me how to do business well through learning the customers behavior. In undergraduate program I studied some courses which are related to that goal. Some of them are Introduction to Macro Economics, Introduction to Micro Economics, Introduction to Business, English For Business, Economic Statistics, Introduction to Management, Entrepeneurship, Business Feasibility Study, Financial Management, Business Law, Research Methodology, Management of Information System, Audit of Management, and System of Management Controlling where of each courses I got the great academic achievement. For this reason after completing my Bachelor’s degree I am planning to pursue my Master’s degree overseas to improve my knowledge and ability as well to strengthen my character, that is why I decide to learn more about business in International Business Program because this program will not only teach theoretical knowledge but more than that, there is practical knowledge based on the field in business.
            Taiwan is the country where I would like to stay. I have read much more about Taiwan and I found that Taiwan is a multination country, many foreigners, many foreign industries, and it improves greatly time by time. This condition will be an advantage for foreign student like me to learn much new knowledgesand gain many experiences.
            Studying in Taiwan will be a great chance for everyone, including me, not only because of the offered scholarship but also because of the educational system itself. After searching for the university in Taiwan, I am sure that CYCU as one of the best private universities in Taiwan will enable me to realize all of my expectations with its curriculum especially in the International Business. CYCU as the leading university in Taiwanis the great place for me to grow and improving my self. I desire to be the part of this educated community, which will trigger my potential improvement. If I get the chance to join here, I will give my best perform and finish the master degree in 2 years with the great academic achievement. I am sure I can do that. I do really hope that studying at an international university will make me understand more how to deal with many types of people and after graduating, I will have a larger scoop of working in the field.
            One important factor that makes me believe that CYCU International Business Program is a right choice is the overseas entrepreneurship internship. Beside the compulsory and optional subjects given in classes, this internship will enrich the student with practical knowledge. More over, one of the characteristics of CYCU International Business program is to make students deeply understand practical experience in enterprises by offering “case study program” which is encourage me deeply, because I like to handle and solve the case about the currently business situation. One of my favorite professor in International Business CYCU is Professor Chun-Tsung Chin who has the same interest with me. I have sent him an email requiring him to be my adviser if I am accepted in CYCU and he responded my email saying that he really excited. I am sure if I am accepted in CYCU I will publish many papers.
            After getting my Master’s degree, in the next I want to continue to persue the doctoral degree. If all of those programs completed, my deepest commitment is to go back to Indonesia, do all things I got and learned from Taiwan especially from CYCU, building a new great business with my own capability as well as try to develop the Indonesia education system. To be a great and leading entrepreneur, lecturer and researcher is the most willingness of me. I have a desire to transfer and develop the knowledge that I have gained from this program to the students in Indonesia. I want to motivate and equip them as well as share and spread the knowledge I have is the happiness of life for me. That is my biggest goal.
Finally, I am sure that I am capable to obtain good performance during my study at CYCU because it is my own expectation so that I will be able to motivate myself totally. Not only at the time of study, but also after I am graduated, I will do all my best to run business confidentlywith all of my educational background and experiences.



Sincerely yours,       





Susi Susanti Tindaon

Untuk meriquest salah seorang profesor di universitas tempat sobat mau apply berikut contoh punya ku bisa dilihat sebagai bahan referensi ;)Contoh Email ke Calon Profesor Pembimbing

Contoh Autobiografi Beasiswa ke Taiwan

Berikut contoh Autobiography ku waktu apply ke Chung Yuan Christian University, Universitas swasta No. 1 Se-empat negara. Autobiography (Autobiografi) ku ini masih sangat sederhana dan masih jauh dari sempurna, ini hanya seadanya saja namun semoga bermanfaat dan perlu diingat bahwa dalam menuliskan autobiography haruslah sejujur-jujurnya bukan hanya sekadar meniru, oke ;)



My name is Susi Susanti Tindaon. I was born in Sukarakyat, a small village in Simalungun City, North Sumatera Province , Indonesia on April 13, 1991. I was born from a very simple family. My father’s name is Jonny Tindaon and my mother's name is Rospenita Purba. Both of my parents work as small traders and the income is just enough for our daily living expenses. I have 2 brothers who have been working and one sister who is still in senior high school. I am the oldest. When I was a kid my family lived ( stayed ) at my grandmother's house because we did not have a home until I have been 10 years old exactly in 2001 our family decided to have our own place by way of renting a house that has been located not so far from my grandmother's house precisely in Kerasaan City. But at that time I had chose to stay at my grandmother's house to accompany her because my grandfather has paased away.



At the age of 6 years old, precisely in 1997, I went to school in the Public School number 096136 namely SD Negeri Sukarakyat that the distance is not too far from my house. From the earlier childhood I have been fond of studying, in elementary school, I had always got the first ranking and graduated in 2003 with the great average value. During elementary school I had ever attended the Academic Competition at district level and achieved the third ranking in 2002. After graduating from elementary school then I continued my education to one of the private schools in our District which is quite popular in Pematang Bandar, Simalungun City named Kerasaan Foundation (Yayasan Kerasaan). Since the first semester until the end of the semester I had always got the first rank and declared as the best student in my Junior High School. When I was in Junior High School I had always been active in school organizations, being a head and secretary of its organizations. I was very close to all the teachers, become the teacher's favorite student is a pride of my ownself. Not just when I was Elementary School , but also when I was in Junior High School I had ever followed the Academic Competition representing my school, but unfortunately I could only rank  4. I graduated from Junior High School in 2006 with very good average value, I even got the second ranking nationally with the highest test scores in all Junior High School in Pematang Bandar.



In 2006 I went on an excellent education in a public school namely SMA Negeri 1 Bandar Perdagangan, Simalungun City, Sumatera Island from 2006-2009. During my Senior High School I was also quite active in school, I have loved to learn especially in Social Science and Economics subjects, in my class I was one of the teacher’s favorite students. During my education at the Senior High School, I lived with my parents in Kerasaan because at this point I could be a private teacher to get extra stipend and pay my school fee. At that time, in my daily life, I had many activities, after coming back from school I studied and did my homeworks immediately, in the afternoon I tutored the Elementary School students and Junior High School students for all the subjects, while for the Junior High School students I only tutored the English subject. At night I re-learned the subjects that I had studied in the school before and studied the materials to be covered the next day. I am the type of person who is very independent. Since I was in Elementary School to Junior High School I lived with my grandmother, I learned how to appreciate life and to become independent without any parental care. Even when I was in Senior High School I have been able to be independent, earning extra money to pay my school fee and also buy the book I needed as well as manage my financial. I did it with my efforts, all the way. My parent’s earning was just enough for my family living expenses and school fees of my siblings. Although I was quite busy with many activities and feel tired but I still excited, very excited because my parents always motivated me not to give up and always give thanks to God of any circumstances. I do always remember the words that have always brought up by my parents that all was provided by God, that every single struggle and hard work would not be in vain, and since that time until right now those words still lingering in my hearts. I am proud of having parents who always support and motivate me all the way. In all circumstances, I can appreciate life and live it.



After I Graduated from Senior High School in 2009, I straightly continued my education to the university, I was very sure that I could get a good university in my country. Although both of my family and I have known that the cost of education or tuition fee at the university level is very expensive moreover the living expenses, but they still support me to continue my education. At that time I really wanted to enter the State University of Medan, one of the two public universities in North Sumatera Province ( Sumatra Island ). I chose economics education majors. After going through the stages of selection tests nationally, finally I was able to enter the university. During my lectures in Medan, Sumatera Island, I lived in a boarding house apart from my parents. My daily life was not much different from the conditions when I was at Senior Hight School, lecturing in Medan making my life more independently. I have been back to teach to earn extra money for my living expense as well as my stipend. In my class at university, I was one of the best student, I was very studious, diligent of asking professors of any material which I did not know and also very close with both professors and lecturers. I always strived to be the foremost, achieved the highest performance and being a person who has the high integrity. Both tutoring and going to campus did not break my spirit to study even feel tired, I even more spirit to keep working while studying and can appreciate life.



While in college, a few times I got the merit scholarship, I used the money to pay the tuition fee and also buying any books I needed. I am very fond of reading, yes I am an avid reader. I always try to update the information through newspaper and electronic media. I love to read journals to update the development of business and economics. During college I became a member of Students United Medan Adventist Christian religion as a student ( Adventist ) to be able to share knowledge and strengthen the faith, became an active member of Christian Student Activity Unit Faculty of Economics State University of Medan, and also still active as a member in social community in my town. I have been able to split my time between studying, working and organization. I have known how to manage everything regularly. In July 22, 2013, I had a mini thesis 's examination ( oral defense ) and get the highest score among my friends namely 92.75. I was also one of the three students who wrote the mini thesis by using English in economics faculty State University of Medan. Since then, I officially graduated from the State University of Medan by completing the 150 credit courses in four years. At this time I am waiting for my graduation ceremony which will be held on the last of October 2013.



I had ever taught Economics and ICT (Information and Technology ) subjects at one of the popular schools in Immanuel namely Kabanjahe City Education Foundation Junior and Senior High School as a training teacher in 2012 for a half year, beside that, I also had ever taught Accounting - Economics at SMA Negeri 2 Bandar Simalungun in April - July 2013. At this present time I have become a tutor both of Economics and Social Science subjects in Primagama Institute since August 2013 as well as an economics and still active private English teacher. Recently, I 'm trying to pursue my master's degree in International Business major through the scholarship program offered by Chung Yuan Christian University ( CYCU ), I do really hope to be able to get that scholarship, if I got it and finished my master's degree, I would immediately continue to get my doctorate. I do really hope that I can be accepted in CYCU because it is the university that is very good to me to continue my study, with the expectations that after I graduated I become useful personally to everyone, to my family by making them proud, to CYCU and Indonesia for sure. May God answer prayer and my request, I am optimistic that I can grab it .


Oya untuk informasi mengenai Taiwan dan alasanku memilih Taiwan tempatku melanjutkan studi sobat Shantycr7 bisa baca ini Tentang Taiwan dan Sistem Pendidikannya (Alasanku memilih Taiwan)

Dan untuk contoh study plan bisa dilihat disini Contoh Study Plan Beasiswa ke TaiwanUntuk meriquest salah seorang profesor di universitas tempat sobat mau apply berikut contoh punya ku bisa dilihat sebagai bahan referensi ;)Contoh Email ke Calon Profesor Pembimbing