Tahun 2014 ini adalah tahun pemilu, menariknya pilpres kali tidak seperti pilpres periode sebelumnya yang terdiri dari 3 kandidat, kali ini hanya ada dua, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang secara otomatis semakin mempermudah pilihana kita. Banyak perbedaan antara Prabowo dan Jokowi, mulai dari latar belakang, pengalaman memimpin, kepribadian, karakter, cara berpikir, kemampuan berpolitik dan kharisma dan lain-lain.
Kali ini penulis mau ikut turun tangan dan terlibat membagikan informasi tentang orang baik pada orang lain yang mungkin belum tahu atau salah pengertian atau mungkin masih abstain. Dengan kata lain penulis ingin menguraikan alasan kenapa capres pilihan penulis adalah harga mati yang mutlak untuk memimpin negeri tercinta ini. Terlalu banyak saya lihat kampanye hitam yang membabi buta dan saya merasa saya harus melawan, memberitahukan dan harus menyadarkan orang-orang yang mungkin tersesat atau yang mengorbankan idealismenya demi kepentingan politik ataupun ras atau agama.
Berbicara soal capres, bisa dipastikan hampir semua dari kita sudah mempunyai pilihan masing-masing. Saya sendiri dengan penuh kesadaran, akal pikiran yang jernih, dan menggunakan hati nurani saya maka pilihan mutlak saya adalah Jokowi-JK. Saya bukan asal memilih dan memvonis bahwa Jokowi itu adalah satu-satunya capres yang baik, saya juga telah menelusuri kandidat bacapres sejak tahun lalu sebelum Jokowi di berikan kepercayaan oleh Ibu Mega untuk nyapres. Jadi saya telah mempelajari tokoh-tokoh lainnya juga walau hati nurani saya berkata "Jokowi adalah pemimpin yang paling tepat untuk negeri kalian".
Nah, kali ini saya ingin mengungkapkan alasan mengapa saya mutlak memilih Jokowi tentunya dari perspektif orang yang masih awam politik seperti saya dan dari analisa yang saya lakukan. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada pihak-pihak yang mungkin merasa dirugikan karena pasti saya akan melakukan sedikit perbandingan terhapat capres yang lain, maka inilah alasan paling logis saya memilih Jokowi:
1. Pribadi sederhana dan ramah yang tidak dibuat-buat sehingga menimbulkan kharisma dan daya tarik bagi hampir semua lapisan masyarakat. Saya tidak pernah sekalipun bertemu dengan Pak Jokowi apalagi berbicara dengannya, saya pertama kenal beliau lewat pemberitaan di televisi yang menampilkan blusukannya ke berbagai daerah tanpa dikawal ketat oleh bodyguard-bodyguard layaknya pemimpin besar yang terhormat, dengan wajah yang penuh ketulusan saya memperhatikannya begitu ramahnya menyapa dan berinteraksi dengan warga. Saya sangat yakin bahwa itu tidak dibuat-buat alias pencitraan untuk menarik simpati warga. No, that's the biggest mistake you ever made if you think so. Saya menilai seseorang yang sebenarnya mampu hidup mewah dan berfoya-foya namun gaya hidupnya sederhana adalah orang yang sangat luar biasa. Saat itu Jokowi langsung menarik perhatian saya dan jadi ingin tahu lebih banyak mengenai beliau. Semua hasil penelusuran yang saya lihat memang benar-benar nyata sebagaimana kebanyakan berita positif tentang beliau. Banyak kesaksian saya lihat di berbagai media yang mengungkapkan ketulusan beliau melayani masyarakat. Ya namanya pemimpin masyarakat tentu harus pandai berinteraksi dengan masyarakat agar masyarakat menjadi betah dan nyaman jika dipimpin oleh orang yang dekat dengan mereka.
2. Jokowi itu adalah pemimpin yang baik yang tidak memiliki cacat masa lalu atau masa lalu suram Ketika kita dihadapkan oleh dua pilihan untuk memimpin kita dimana yang satu adalah orang yang baik dengan segudang prestasi selama memimpin rakyat, dengan kepribadian yang sederhana dan tulus melayani, sementara pilihan yang satu lagi adalah kebalikannya maka sebagai orang yang masih waras dan mampu berpikir jernih tanpa mengaitkannya dengan SARA maka JELAS pilihan akan jatuh pada orang baik itu. "Memangnya apa prestasi Jokowi?" Jawaban pertanyaan ini tentu sangat menjamur di internet, rasanya akan banyak memakan tempat jika saya harus menjabarkannya disini."Lah, capres yang lain juga punya prestasi loh" ! Memang anak dari Sumitro Djoyohadikusumo itu mempunyai beberapa prestasi sebelum diberhentikan secara tidak terhormat dari militer. Menurut saya segudang prestasi sekalipun akan langsung tak berarti lagi jika yang mendapatkan prestasi itu ternyata diberhentikan dari bidang dimana ia mendapatkan prestasi itu. Think logically, lagipula saya kira prestasinya menjadi kurang relevan ketika yang dicari adalah pemimpin rakyat namun prestasi yang di usung adalah prestasi kemiliteran yang jelas tidak sama antara memimpin rakyat dengan memimpin pasukan, bukan? "Jokowi itu tidak dipecat namun diberhentikan secara terhormat"! pernyataan ini saya bantah karena pernyataan Pak Wiranto yang dulu adalah pimpinan Pak Prabowo menyatakan bahwa kasus pemberhentian Prabowo memang disebabkan adanya keterlibatannya dalam kasus penculikan pada saat Prabowo menjabat sebagai Pangkostrad. Menurutnya perbuatan Pak Prabowo tersebut telah dianggap melanggar Sampta Marga, sumpah prajurit, etika keprajuritan, serta beberapa pasal dalam KUHP sehingga diberhentikan secara tidak terhormat (http://news.liputan6.com/read/2065667/prabowo-dipecat-tak-hormat-ini-jawaban-wiranto). Terkait masa lalu, sebagaimana yang kita tahu bahwa hingga detik ini Pak Jokowi masih hidup bahagia dengan keluarganya tercinta, sementara capres lain, bagaimana mau memimpin negara kita yang sangat besar ini sementara memimpin organisasi terkecil saja (keluarga) ia gagal.
3. Dalam diri Jokowi ada kebaruan Ini salah satu alasan kuat bagi saya memilih Jokowi. Beliau mengusung kebaruan untuk Indonesia bukan orang lama yang pernah terlibat dalam kerusuhan rezim orde baru. Indonesia butuh kebaruan bukan mengulang kisah masa lalu yang kelam yang berpotensi muncul kembali jika yang memimpin negara ini adalah dia yang pernah terlibat dalam rezim orde baru. Saya tidak bisa bayangkan bagaimana jadinya jika nanti para aktivis atau masyarakat menyuarakan pendapat mereka akan ditangkap, diculik dan dihilangkan oleh rezim yang berkuasa. Ya itulah yang ada dipikiran saya. Masa lalu itu sangat penting bagi saya, sedikit banyak itu pasti berpengaruh ke masa depan.
4. Jokowi anti diskriminasi Ini adalah hal penting yang mutlak dimiliki oleh pemimpin di Indonesia yang penduduknya sangat beragam. Bayangkan jika yang memimpin negeri ini adalah pimpinan berserta koalisinya yang terindikasi akan menimbulkan diskriminasi SARA. Saya percaya jika Jokowi yang memimpin negeri ini maka penganiayaan, perlakuan yang berbeda terhadap minoritas akan bisa diminimalis dengan baik. Kenapa? mari balik lagi ke pengalaman beliau ketika memimpin Solo dan Jakarta. Tentu kita masih ingat kan waktu Jokowi secara tegas mempertahankan posisi Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli saat dipermasalahkan dengan pihak-pihak yang tak senang dengan status agama dan gendernya?
5. Jokowi lebih banyak kerja daripada sekadar berjanji yang muluk-muluk dan terkesan absurd Jika kita melihat berita di berbagai media, maka akan sangat sering kita temukan pemberitaan mengenai Jokowi yang selalu ke lapangan untuk memantau dan memastikan bahwa sistem pemerintahan yang sudah dirancang berjalan dengan baik, blusukan ke berbagai daerah dan berinteraksi dengan masyarakat sehingga tidak heran jika masyarakat sangat menyenangi sosok bertubuh kurus ini. Saya saja yang belum pernah bertemu dengan beliau secara langsung tapi entah kenapa saya merasa nyaman jika dipimpin olehnya. Saya memang pengagum pria yang suka memakai baju kotak-kotak ini apalagi ketika debat capres yang sudah dilakukan sebanyak 3 kali itu pilihan saya semakin mantap terhadap beliau. Dengan penjelasan-penjelasan real beliau yang sesungguhnya sudah dan sedang dilaksanakan dalam memimpin Jakarta. Semua penjelasannya terdengar real, bukan penjelasan yang kesannya absurd alias omong besar.
6. Jokowi lebih meyakinkan untuk tetap konsisten memberantas korupsi Salah satu poin utama semua calon wakil rakyat yang sedang kampanye adalah soal pemberantasan korupsi. Semua pasti mengatakan memberantas korupsi. Harus saya akui memang korupsi hampir mustahil untuk diberantas di negeri ini, namun yang saya maksud disini adalah bisa mengurangi kasus-kasus korupsi jika Jokowi yang memimpin bukan saya katakan menghilangkan total, tidak ada satu pun negara di dunia ini yang luput dari tindak korupsi termasuk kolusi dan nepotisme. Jokowi adalah orang yang bersih dalam pemerintahan, beliau tidak memiliki jejak kasus jelek apalagi soal korupsi dan yang paling utama beliau tegas untuk tidak bagi-bagi kursi. Jujur saja saya sangat mengapresiasi hal ini, tidak seperti capres lain yang diduga kuat melakukan pembagian kursi sehingga berindikasi untuk melakukan korupsi. Bersama Pak Jokowi maka saya yakin kita akan mendapatkan Menteri Agama yang tidak mengorupsi dana haji, Menkominfo yang lebih mengerti urusan informasi-teknologi, dan Menkoekuin yang tidak membuat bocor APBN sampai ribuan triliun rupiah. Entah kenapa sangat sulit untuk saya percayai seseorang ketika ia berkata akan tetap tidak terkena air padahal dia berada di dekat kolam berenang dan semua teman-temannya sedang bermain-main air saling membasahi. Mari kita pikirkan bagaimana jadinya negeri ini ketika partai koalisi pimpinan kita dipenuhi oleh orang-orang yang sarat korupsi. Mengerikan bukan? Itulah beberapa alasan yang saya rasa sangat logis dan mudah dipahami oleh orang banyak kecuali bagi mereka yang tetap mempertahankan ego dan ketidakingintahuannya. Jujur saya kurang peduli dengan debat capres-cawapres yang diselenggarkan KPU, dengan visi misi kedua capres, dengan wajah Pak Jokowi yang n'deso, hitam, kurus, terkesan lemah dan tidak tegas, dan kurang pandai berbicara, tidak peduli apakah Pak Jokowi bisa berbahasa Inggris atau tidak, karena hati nurani dan keyakinan saya berkata "JOKOWI-JK akan mampu memimpin negeri kita ini dengan lebih baik”. Saya tegaskan bahwa bagi saya Pak Jokowi bukanlah orang yang sempurna yang akan langsung mampu menyulap negeri ini menjadi negara yang super seperti Amerika atau Jepang dalam waktu singkat jika beliau terpilih, semua butuh proses dan alangkah baiknya jika itu semua dimulai oleh pemimpin yang baik, jujur, merakyat dan taat Pancasila dan UUD 1945. Seandainya rival Pak Prabowo adalah Rhoma Irama atau Julia Perez maka mungkin saya akan mempertimbangkan untuk memilih Pak Prabowo tapi ini berbeda, kalau ada yang lebih baik mengapa tidak memilih yang lebih baik itu? Maka dari itu pilihan saya mutlak dan tidak akan dapat diganggu gugat.
Salam 2 jari
Penulis
Shanty Tindaon -