Tampilkan postingan dengan label Profile. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Profile. Tampilkan semua postingan

Profile : M.I.B

Selamat malam semuanya XD lama tidak berjumpa.yah rasanya. Setelah lama hiatus karena kesibukan dan stress dengan kerjaan, akhirnya gw putuskan untuk mulai nulis lagi. Kali ini gw mau bahas profile salah satu Group hip hop favorit gw yaitu M.I.B


M.I.B adalah singkatan dari Most Incredible Busters. Terdiri dari 5zic, Kangnam, Cream & Sims. Mereka debut di tahun 2011 dengan single G.D.M & Celebrate. Selain itu masing-masing member mempunyai single solo tersendiri yaitu:

5Zic - Beautiful Day
Kangnam - Say My Name
Cream - Do U Like me
Sims - Hands up

Nah gw mulai suka sama mereka setelah gw denger lagu Only hard for me, lagunya enak banget buat didengar, sayang gw baru tau lagu ini di sekitar akhir tahun 2013, padahal lagu ini muncul di tahun 2012.  Lalu yang cukup gw rekomendasikan adalah lagu Nod Along yang mempunyai beat yang unik dan lagunya cukup bikin gw gimana gitu hahaha XD. Next M.I.B mirilis Men In Black, Let's talk about you ( feat bomi ) & Chisa Bounce. Well.. favorit gw.. teteup Nod Along.


Bicara tentang member, bias gw tentu saja adalah leader ganteng 5Zic, walau Kangnam sangat menggoda iman dengan kecantikannya (?) tapi tetep gw gak bisa berpaling dari 5Zic #tsaaaaah. Well mari kita kupas tuntas profilenya hohoho.


Name : Kim Han Gil
Nick : 5Zic
Birthday : Juli 26,1988 
Position : Leader, Rapper
Height : 178 cm
Blood Type : O
Twitter : @5Zic



Name :  Namekawa Yasuo
Nick : Kangnam
Birthday : March 23, 1987
Position : Main Vocal
Height : 177 cm
Blood Type : A
Twitter : @Kangnam11


Name : Kim Gi Seok
Nick : Cream ( YoungCream )
Birthday : Februari 14,19990
Position : Rapper
Height : 177 cm
Blood Type : AB
Twitter : @youngcream0214


Name : Sim Jong Su
Nick : Sims
Birthday : february 27,1991
Position : Maknae, Rapper
Height : 185 cm
Blood Type : A
Twitter : @Sims9102

PROFILE : BEAT WIN

Anyeong XD, karena blog gw kurang banget yang namanya profile, makanya gw mau sedikit demi sedikit mengisi profile di blog ini. Oh iya belum lama ini, ada boys group baru lho, namanya Beat Win. Beat WIn debut dengan lagu She's My Girl yang menurut gw cukup bagus.


Beat Win terdiri dari Sunhyuk, Sangyu, Jungha, Youngjo, Yoonhoo & Sungho, Kenalan dulu yuk sama mereka chingu ^o^


Nick : Sung Hyuk
Position : Leader, Vocal
Birthday : September 10, 1990
Height : 183 cm
Weight : 61 kg
Blood type : A


Nick : Sang Gyu
Position : Vocal
Birthday : September 11, 1988
Height : 177 cm
Weight : 65 kg
Blood type : A


Nick : Jung Ha
Position : Vocal 
Birthday : Januari 29, 1993
Height : 178 cm
Weight : 63 kg
Blood type : A


Nick : Young Jo
Position : Vocal
Birthday : Agustus 31, 1991
Height : 178 cm
Weight : 63 kg
Blood type : AB


Nick : Yoon Hoo
Position : Vocal
Birthday : Maret 27, 1995
Height : 185 cm
Weight : 70 kg
Blood type : O


Nick : Sung Ho
Position : Maknae , Vocal
Birthday : Januari 16, 1996
Height : 172 cm
Weight : 57 kg
Blood type : - ( dunno xD )

PROFILE : GOT7



Akhirnya BoyBand baru jebolan JYP debut juga, mereka debut dengan single Girls,Girls,Girls dengan durasi MV yang cukup lama menurut gw, oke gw gak bakal bahas MVnya,karena nanti pasti gw bahas, sekarang gw mau bahas para membernya dulu yah ^^. GOT7 terdiri dari JB, Mark, Jackson, JR , Youngjae, Bambam & Yugyeom. Yuk kenalan dulu sama mereka ^^



Name: JB (Lim Jaebum)
Birthday: January 6, 1994
Position: Leader and vocal
Height: 179 cm
Weight: 66kg
Education: Geonguk University (film major)
Blood Type: A
Hobbies: Bus travel, watching movies, airing, taking pictures
Specialty: B-Boying
Ideal girl: A girl who gets caught in his eyes and is cute.
Favorite food: Stew
Favorite musician: D'Angelo
Career:
Dream High 2
When A Man Falls In Love ( dramas)



Name: Mark (Mark Yi-En Tuan)
Birthday: September 4, 1993
Position: Main Rapper
Height: 175 cm
Weight: 59kg
Education: Arcadia High School (10th Grade Certificate)
Blood Type: A
Hobbies: Skateboarding, snow boarding
Specialty: Martial Arts
Ideal girl: she makes me want to stay with her
Favorite food: hamburger, meat
Favorite musician: Chris Brown, Drake, Tyga, rocky ASAP



Name : Jackson ( jackson wang )
Birthday: March 28, 1994
Position: Rapper, Vocal
Height: 174 cm
Weight: 63kg
Education: completed 11th grade at American International School
Blood Type: O
Hobbies: dancing, rapping, beatboxing
Specialty: Fencing
Ideal girl: A healthy and attractive woman
Favorite food: Chocolate, hamburgers, Dimsum, carbonara, chicken
Favorite musician: Dr. Dre, G-unit (50cent & Lloyd Banks)



Name: Jr. [Junior] (Park Jin Young)
Birthday: Sept. 22, 1994
Height: 178cm
Weight : 63Kg
Position : Lead vocal
Education : Graduated Kyunggi High School
Blood Type: O
Hobbies: movies, thearer, taking walks, piano
Specialty: Dance
Ideal Type: A girl who shows her teeth when she smiles and who trusts him
Favorite Food: Hamburger, pizza, Meat
Favorite Musician: Usher,Justin Timberlake, Michael Bubble
Career:
JYPE Audition (2009)
KBS2's Dream High 2 (2012)
JJ Project’s Single Album (2012)
MBC's When A Man Falls In Love (2013)



Name: Choi Youngjae
Birthday: Sept. 17, 1996
Height: 175cm
Weight: 59Kg
Position: Main Vocal
Education: Attending Seoul Arts High School
Blood Type: B
Hobbies: Piano
Specialty: Dance
Ideal Type: "The Girl I like"
Favorite Food: Everything, except cucumbers
Favorite Musicians: Elliot Yamien, Javier 




Name: BamBam (Kunpimook Bhuwakul)
Birthday: May 2, 1997
Height: 170cm
Weight: 52Kg
Position : Rapper, Vocal
Education: Attending Pramoch Wittaya Ramindra School 
Blood Type: B
Hobbies: Listening Music
Specialty: Dance
Ideal Type: Girls with pretty smiles
Favorite Food: Hamburger, tomyumkoong
Favorite Musicians: GD
Career : Rain Dance Competition in Thailand 1st Place (2007)
LG Entertainer, Thailand (2010)
KFC CF (2010)
Ohwantin Milk CF, Thailand (2011)
Fairytale Killer, Hongkong  Movie (2012)



Name: Kim Yugyeom
Birthday: November 17, 1997
Position: Dancing , Maknae
Height: 180 cm
Weight: 64kg
Education: Hanlim Arts High School (Street Dance Major)
Blood Type: A
Hobbies: listening to music
Specialty: dancing
Ideal girl: woman with a pretty smile
Favorite food: cheeseburgers, tom yum kung
Favorite musician: GD


Belum niat buat ngebias sih.. tapi so far semuanya oke.. apalagi mark :p, so who's your bias guys? pick one ^o^

Rahasia Sukses Akio Morita Sony Corporation

Dalam sepuluh tahun terakhir produksi Jepang meningkat dua kali lebih cepat daripada Amerika Serikat. Apa rahasianya? Berikut ini kita akan menjenguk orang-orang yang mempunyai andil besar dalam kemajuan tehnik Jepang.

Akio Morita lahir pada tanggal 26 Januari 1921, di kota Nagoya, dari sebuah keluarga pembuat sake (bir khas jepang). Keluarga Morita telah menggeluti pembuatan bir sake selama hampir 400 tahun di kota Tokoname, dekat Nagoya. Di bawah asuhan ketat ayahnya, Kyuzaemon, Akio sedang dipersiapkan untuk menjadi pewaris bisnis keluarga. Sebagai mahasiswa, Akio sering duduk pada rapat perusahaan dengan ayahnya dan ia akan membantu bisnis keluarga bahkan pada liburan sekolah.

Keluarga yang Morita pada masa itu telah mengenal gaya hidup ala budaya Barat, seperti mobil dan fonograf listrik. Setiap kali ia dibebaskan dari tugas-tugas rumah tangga, Akio muda menjadi asyik membongkar gramofon dan menyusunnya kembali.

Dari usia dini, Akio gemar mengutak-atik peralatan elektronik, dan matematika dan fisika adalah mata pelajaran kesukaannya selama SD dan SMP hari. Setelah lulus dari Sekolah Tinggi, ia memasuki Departemen Fisika di Osaka Imperial University.

Selama waktu itu, Jepang berada di tengah-tengah Perang Pasifik. Pada tahun 1944, Akio, yang telah menjadi letnan Angkatan Laut setelah lulus dari universitas tahun itu, bertemu dengan Masaru Ibuka dalam Angkatan Laut Wartime Research Committee.

Ketika ia kembali ke rumah keluarga di Nagoya setelah perang, Morita diundang untuk bergabung dengan fakultas Tokyo Institute of Technology oleh salah satu profesor. Morita mengemasi barang-barangnya dan bersiap-siap berangkat ke Tokyo, ketika sebuah artikel tentang laboratorium penelitian didirikan oleh Ibuka muncul di sebuah kolom surat kabar Asahi disebut, "Blue Pensil." Dengan berakhirnya perang, Ibuka telah mendirikan Institut Penelitian Telekomunikasi Tokyo untuk memulai sebuah awal yang baru. Setelah membaca artikel ini, Morita mengunjungi Ibuka di Tokyo dan mereka memutuskan untuk mendirikan sebuah perusahaan baru bersama-sama.

Pada tanggal 7 Mei 1946, Ibuka dan Morita mendirikan Tokyo Tsushin Kogyo KK (Tokyo Telecommunications Engineering Corporation) dengan sekitar 20 karyawan dan modal awal 190.000 ¥. Pada waktu itu, Ibuka telah berumur 38 tahun dan Morita 25 tahun.

Selama kemitraan mereka yang panjang, mengabdikan Ibuka teknologi energi untuk penelitian dan pengembangan produk, sementara Morita berperan penting dalam memimpin Sony dalam bidang pemasaran, globalisasi, keuangan dan sumber daya manusia. Morita juga mempelopori Sony masuk ke dalam bisnis perangkat lunak, dan ia memberikan kontribusi kepada keseluruhan manajemen perusahaan.

Dorongan perusahaan untuk mengembangkan usahanya secara global terlihat dalam keputusan untuk mengubah nama perusahaan ke Sony pada tahun 1958, suatu keputusan yang tidak diterima dengan baik baik di dalam atau di luar perusahaan karena Tsushin Tokyo Kogyo sudah dikenal secara luas. Untuk mengatasi pandangan seperti itu, Morita menekankan itu perlu untuk mengubah nama perusahaan untuk sesuatu yang lebih mudah untuk diucapkan dan diingat, agar perusahaan untuk tumbuh dan meningkatkan kehadiran global. Selain itu, Morita perusahaan beralasan bahwa suatu hari nanti bisa berkembang menjadi produk selain elektronik dan nama Tsushin Tokyo Kogyo akan tidak lagi sesuai. Oleh karena itu, ia mengubah namanya menjadi Sony Corporation dan memutuskan untuk menulis 'Sony' dalam katakana alfabet (alfabet Jepang yang biasanya digunakan untuk menulis nama-nama asing), sesuatu yang tidak pernah terdengar pada saat itu.

Pada tahun 1960, Sony Corporation of America didirikan di Amerika Serikat. Morita memutuskan untuk pindah ke AS bersama keluarganya dan memimpin dalam menciptakan saluran penjualan baru untuk perusahaan. Dia percaya bahwa Sony harus mengembangkan saluran penjualan langsung sendiri, bukan mengandalkan dealer lokal.

Banyak produk yang telah diluncurkan sepanjang sejarah Sony dapat dikreditkan untuk Morita kreativitas dan ide-ide inovatif. Ide-idenya melahirkan benar-benar baru gaya hidup dan budaya, dan ini terbukti dari produk-produk tersebut sebagai Walkman dan perekam kaset video.

Morita juga menunjukkan kemampuannya untuk melepaskan diri dari pemikiran konvensional di bidang keuangan, ketika Sony mengeluarkan American Depositary Receipts di Amerika Serikat pada 1961. Ini adalah pertama kalinya bahwa sebuah perusahaan Jepang telah menawarkan saham di New York Stock Exchange, dan ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan modal tidak hanya di Jepang. Sony membuka jalan bagi perusahaan-perusahaan Jepang untuk meningkatkan modal asing, pada saat praktik umum manajemen Jepang adalah untuk meminjam dana dari bank.

Dalam bidang sumber daya manusia, Morita menulis buku berjudul Never Mind Sekolah Records pada 1966 dan menekankan bahwa catatan sekolah tidak penting dalam melaksanakan pekerjaan. Morita sudut pandang, yang pertama kali diketahui lebih dari 30 tahun yang lalu, adalah hari ini diikuti oleh banyak perusahaan di Jepang.

Seperti mengubah nama Tsushin Tokyo Kogyo ke Sony menunjukkan, Morita sangat ingin diversifikasi operasi Sony di luar bisnis elektronik. Pada tahun 1968, perusahaan memasuki bisnis software musik di Jepang dengan mendirikan CBS / Sony Group Inc bersama-sama dengan CBS, Inc dari US Kemudian pada tahun 1979, Sony memasuki bisnis keuangan di Jepang dengan pendirian Sony Prudential Life Insurance Co Ltd, sebuah 50-50 joint venture dengan The Prudential Life Insurance Co of America. Selanjutnya, Sony diperoleh CBS Records Inc, kelompok catatan CBS pada tahun 1988. Tahun berikutnya, Sony mengakuisisi Columbia Pictures Entertainment, Inc, yang memungkinkan perusahaan untuk menjadi perusahaan hiburan yang komprehensif yang memiliki perangkat lunak berkualitas baik konten dan kekayaan hardware.

Selain mengelola Sony, Morita aktif dalam membangun jembatan budaya antara Jepang dan di luar negeri sebagai Wakil Ketua Keidanren (Jepang Federasi Organisasi Ekonomi) dan sebagai anggota dari Jepang-AS Hubungan Ekonomi Group, lebih dikenal sebagai "Wise Men's Group . La berperan dalam berusaha untuk mengurangi friksi perdagangan antara Jepang dan Amerika Serikat, dan melalui publikasi karya sastra tersebut sebagai Made in Japan, ia menjadi, "salah satu yang paling terkenal di Amerika Serikat jepang"

penghargaan Morita yang pertama diberikan Jepang Albert Medal dari Kerajaan Inggris's Royal Society of Arts pada tahun 1982. Pada 1984, ia menerima Ordo Nasional Legiun Kehormatan (Ordre National de la Légion d'Honneur), yang tertinggi dan paling bergengsi di Prancis, dan pada tahun 1991, ia dianugerahi First Class Order of the Sacred Treasure dari HM yang Kaisar Jepang. Di samping itu, Morita menerima sejumlah penghargaan dari negara-negara seperti Austria, Belgia, Brasil, Jerman, Spanyol, Belanda, dan Amerika Serikat, yang menunjukkan sejauh mana pengakuan global-nya.

Morita memancarkan cahaya alami, dan kepribadiannya, yang ia sendiri digambarkan sebagai "ceria," dicintai oleh banyak orang. Dia punya banyak teman baik di Jepang dan di luar negeri, termasuk perorangan seperti Kiichi Miyazawa, mantan Perdana Menteri Jepang, Henry Kissinger, mantan Menteri Luar Negeri AS, dan orkestra konduktor seperti Zubin Mehta dan almarhum Herbert von Karajan.


Akio Morita menyukai olahraga golf, sekaligus menjadi pengagum musikus Beethoven. Saking gandrungnya pada musik sampai-sampai di lapangan pun dia ingin bermain golf sambil mendengarkan Symphony kesembilan.

“Saya membutuhkan sebuah alat kecil dengan pengeras suara,” kata Akio Morita pada anak didiknya. Tak lama kemudian tcrciptalah walkman.

Dia berusia sekitar enampuluhan, kurus, rambutnya putih dan matanya hampir kuning. Tapi ia nampak seperti umur duapuluh karena semangatnya yang tak kenal lelah.

Rumahnya di daerah kedutaan, di Tokyo. Bertingkat, dengan kebun dan sebuah kolam renang. Boleh dikata dia seorang boss Jepang yang sudah berorientasi ke Barat. Dia tak berkeberatan istrinya turut menjamu tamu dalam pakaian Barat. Tetapi, ia tetap menjalani hidup sederhana dan kekeluargaan menurut tradisi.

Setiap pagi pukul delapan tepat Akio Morita tiba di kantor. Ia selalu mengenakan seragam yang sama dengan yang dipakai anak buahnya, meskipun jas luarnya buatan Inggris. Ini untuk menunjukkan semangat demokratis yang menjiwai setiap perusahaan Jepang.

Pada tahun 1947 Akio Morita mendirikan perusahaan Sony; memasarkan transistor yang pertama, televisi berwarna pertama, dan walkman pertama. Saat ini perusahaan sedang maju-majunya, ia mengekspor 70% dari produknya. “Pasaran kami adalah seluruh dunia,” katanya.

Kemajuan teknologi Jepang didorong oleh semangat untuk menyegerakan, dengan penuh kesadaran dan rasa kebanggaan. Tidak sampai dua generasi untuk mewujudkan mukjizat ini. Sebelumnya, orang Barat mengejek, Jepang hanya bisa membuat sepeda yang rodanya tidak bisa berputar dan jam-jam yang tidak bisa dipercaya. Karikatur tahun tigapuluhan pernah menunjukkan gambar seorang pemburu menyandang sepucuk senapan, yang ketika picunya ditarik maka larasnya menggembung. Capnya: made in Japan (bikinan Jepang).

Tetapi tiba-tiba orang Jepang tergila-gila pada perlombaan matematika dan fisika. Ujian-ujian di berbagai universitas menjadi sangat berat dan terjadi persaingan mati-matian. Ini menghasilkan orang-orang yang pandai. Di Pusat Penelitian Sony, jejak kaki para direktur yang sukses dicetakkan di atas tanah, seperti halnya jejak kaki para bintang Hollywood di studio MGM.

Saingan istrinya sebuah komputer
Sama dengan majikannya, Makoto Kikuchi direktur baru pada Pusat Penelitian Sony ini bisa berbahasa Inggris, dengan tujuan dapat berbicara dengan robotnya; sebuah “Apple” Amerika.
“Masih yang terbaik untuk saat ini,” ucapnya jujur. Laki-laki berusia 45 tahun ini sebelumnya sudah sangat terkenal di Jepang sebagai ilmuwan yang paling mengagumkan dari Pusat Penelitian Negara. Ia mengkhususkan diri dalam microprocessor. Ia pindah ke Sony enam tahun yang lalu.

Dalam sebuah rumah yang amat kecil berbentuk bujur sangkar dan terbuat dari kertas minyak itulah ia tinggal bersama istrinya dan hidup dengan sederhana. Dengan kimononya dan berlutut di atas tikar Jepang, istrinya dengan setia menemani suaminya bermain dengan komputer.

Mottonya: Research Makes The Difference, menggambarkan keambisiusan Makoto Kikuchi. Motto ini ditulis pada truk-truk perusahaan dalam bahasa Inggris supaya menimbulkan kesan eksotis.

Ia punya rencana untuk beberapa tahun mendatang: membuat komputer yang bisa menguraikan bahasa percakapan orang Jepang supaya setiap orang Jepang dapat berbicara dengan komputer.

Dengan senang hati, dia mengundang 190 penyelidik datang ke pusat penelitiannya. Kata Makoto: “Sony memberikan 3,5 sampai 5% penghasilannya untuk penelitian.” Tambahnya: “Sebelum ini saya bekerja di sebuah laboratorium di Amerika Serikat. Di Sony, cukup hanya satu jam bagi saya untuk memperoleh sebuah alat yang harganya setengah juta dolar. Saya lalu bisa menghargai perbedaan ini.” Ia tetap seorang Jepang Tulen meskipun lama tinggal di Amerika Serikat.

Para peneliti Sony mempelajari sinar energi matahari, teknologi silikon dan lainnya. Tetapi bidang yang paling disukainya adalah semiconductor. Dia memulai segalanya dari nol pada tahun 1976.

Di perusahaan Sony, kaitan penelitian produksi dengan pemasaran merupakan satu keharusan yang permanen. Contohnya, setiap Minggu pagi Makoto sarapan bersama Akio Morita dan Direktur Marketingnya. Hubungan yang begitu wajar dan akrab antara peneliti dan pemimpin ini jarang sekali terjadi di Amerika maupun di Eropa.

Morita yang sudah begitu kebarat-baratan, yang kalau bermain golf memakai kemeja dan topi Amerika, tetap membungkukkan badan sampai ke tanah bila berjumpa dengan kawan. Dalam mobil ia memiliki telepon, televisi dan magnetoskop; tetapi ia tetap mengenakan seragam yang sama seperti 35.000 anggota Sony.


Incoming Search Term :
rahasia sukses orang jepang
rahasia sukses belajar
rahasia pengusaha sukses
rahasia sukses amazon
rahasia sukses terbesar
rahasia sukses clickbank
bisnis internet
rahasia sukses bill gates
rahasia hidup sukses
bisnis di internet
belajar bisnis
rahasia sukses bisnis
usaha sukses
rahasiasukses
usaha berhasil
rahasia orang sukses

How to be Patrick Jane : the Mentalist Alpha Male



My favourite new TV-show is The Mentalist. One of my favourite little interests over the last year or so has been to try to figure out why some people stand out, why they are charismatic.
Now, if you have seen the Mentalist – a show about a former fake psychic who’s really good at reading people and helps the police out with solving a weekly murder case – then you have probably seen how charismatic Simon Baker is in the lead role.
And even if you haven’t, this article just draws some inspiration that show. Many of these qualities are those one may find in many other people that are often considered charismatic like George Clooney, Bill Clinton or just some friend you might have.
Also, I think being charismatic is about being a better you and bringing out more of yourself with less self-censoring. So these are just some general things many charismatic people seem to have been in common. There are many variations to being charismatic.
Find your own variation by exploring yourself. But also by experimenting and trying things you may not normally do. Big changes do not come from just staying in your comfort zone and telling yourself “Oh, that’s just not me”. Big changes pretty much always start with feeling awkward at first.

1. Smile.

Yes, this sounds really obvious. But you have to do it too. If you actually try smiling more you’ll discover how the world treats you changes a lot. People generally react to how you treat them. And emotions are contagious.
Charismatic people often seem to smile a whole lot. So does Simon Baker on the show, a 1000 watt smile like the one in photo above, probably a dozen times in each episode. Positivity and enthusiasm are also emotional and mental headspaces that are associated with smiling and they make other people feel good. This is probably the simplest of the tips here, and the one I would start implementing first.
And, even if you don’t always feel like smiling do it from time to time anyway (not all the time though of course, that’s just weird). Because it works backwards too. Try forcing yourself to smile for thirty seconds right now. By making yourself smile, no matter how you feel, your body will start to release all those wonderful chemicals that make you feel happy.

2. Be interested, open and curious.

Here’s a classic tip from Dale Carnegie:
“You can make more friends in two months by becoming really interested in other people than you can in two years by trying to get other people interested in you. Which is just another way of saying that the way to make a friend is to be one.”
Or as a woman said after having had dinner with two English statesmen Benjamin Disraeli and William Gladstone:
“When I left the dining room after sitting next to Mr. Gladstone, I thought he was the cleverest man in England. But after sitting next to Mr. Disraeli, I thought I was the cleverest woman in England.”
Now, you may think; “people aren’t always that interesting”. Sure, that may be the case. But this is also a belief and you tend to see what you want to see. If you make the effort to actually be genuinely interested in people you often find interesting things.
Openness is very important here. People want someone to communicate with and listen to them without judgement. So there will be a resistance towards someone who is judgemental and people may hold back or even avoid that person if it becomes too much.
On the show, Simon Baker often has an almost childlike curiosity that is warm and charming. When you are curious you become more open, positive and naturally interested in people and all kinds of stuff.
How do you become more curious? One way is to remember how life has become more fun in the past thanks to your curiosity and to remember all the cool things it helped you discover and experience. And then to work at it. Curiosity is a habit. The more curious you are the more curious you become. And over time it becomes more of a natural part of you.

3. Be fully present.

This is one of the qualities people often mention after having met charismatic people like Bill Clinton or Oprah. They are fully there. Centred and with the intense focus that being present creates. People aren’t used to that and feel special.
So listen fully to the person as an equal no matter who it is. Keep the eye-contact without staring (and don’t forget to break it sometimes). Also, presence tends to make you more open and curious in a natural way. When you are present things and people just tend to become more interesting.
Here are two quick ways to centre yourself and reconnect with the present moment again:
  • Focus on your breathing. One way to quickly become present is to take breaths with your belly – this calms your body too – and just focus on your in- and out breaths for about two minutes.
  • Focus on what’s right in front of you. Or around you. Or on you. Use your senses. Just look at what’s right in front of you right now. Listen to the sounds around you. Feel the fabric of your clothes and focus on how they feel.

4. Be assertive.

This is a very important point and something I think is perhaps often missed by people who want to improve their social lives. They may think “well, I have been so nice towards everyone for the last few months but it doesn’t seem to have changed their behaviour towards me much”.
This is the “nice guy/girl” problem. S/he is very nice but there is no assertiveness. There is no changed feeling within about how you feel you deserve to be treated. You may still be nice just to get approval from other people. You feel the craving need. And people who crave approval the most tend to get it the least.
We do to a large extent choose how we want to be treated. How you expect people to treat you can have a big effect on how you allow yourself to act and how people around you view and treat you.
Charismatic people are often seen as leaders of some sort. Simon Baker is assertive in a relaxed way on the show. Although he isn’t the boss officially he often gets to do things his way. And although that’s just a TV-show, I think it works a bit like that in real life too. You have to be a leader in some way, but it doesn’t have to be in an official way.

5. Be confident.

Like smiling, this one is pretty obvious too. You can’t really be that charismatic if you aren’t confident.
So what is the number one way to increase your self confidence?
I’d say, face your fears. I think that if you want to experience better self confidence on a deeper and more fundamental level you simply have to have experiences where you face your fears. There is no way around it.
Also, it’s only when you face your fears that you discover the thing that billions of people throughout history have discovered before you. Failure won’t kill you. Nor will being wrong. The sky will not fall down. That’s just what people that haven’t faced their fear yet think.
But facing your fear isn’t always easy though. Here are two tips to make it easier:
  • Be present. If you are present and in the moment when you are taking action to face your fear you don’t get so nervous and stuck in negative thought loops about how everything will go wrong.
  • Be curious. When you are stuck in fear you are closed up. You tend to create division in your world and mind. You create barriers between you and other things/people. When you shift to being curious the world just opens up. Curiosity is filled with anticipation and enthusiasm. It opens you up. And when you are open and enthusiastic then you have more fun things to think about than focusing on your fear.

6. Be amused.

This may sound like an odd tip but I have seen charismatic people do it quite a bit. Baker does it a lot on the show, he is constantly amused by what happens as the plot twists and turns. You can also see on DVD:s with Eckhart Tolle, a third of his seminars seems to be about him being amused by something and laughing. George Clooney does this a lot too in interviews and movies.
And I get why. Being in an amused headspace is one of the best ones you can be in. You so relaxed and having fun. You feel light. And the things you do feel lighter too.
How do you do it? By not taking everything so seriously. By keeping a light and positive attitude. By having an abundance mentality. Check out more about having a light attitude in this article.

7. Be socially free and authentic.

This may be the hardest part.
On the show Baker really don’t care too much about what people think of him. He just does what he wants. Of course, in reality you have to be a bit more careful.
But when you are overly concerned about what other people may think then you often act in reaction to what you think they might say or do. And so you can’t be your most genuine and best self.
Here are three tips that can help you increase your inner social freedom:
  • Realize people don’t care too much about what you do. They have their hands full with worrying about their own lives and what people may think of them instead. Yes, this might make you feel less important in your own head. But it also sets you free a bit more if you’d like that.
  • Increase your self confidence. The more confident you become, the more you have faced your own fears the less you care so much what other people may think. Over time you become stronger and more centred in yourself.
  • Focus on what you can control. Here’s a great way to look at things from the ancient scripture Baghavad Gita: “To action alone hast thou a right and never at all to its fruits; let not the fruits of action be thy motive; neither let there be in thee any attachment to inaction” To me it means that I cannot control the results of my action. I can’t control how someone reacts to what I say or what I do. And that I should do what I do just because it is something I want to do rather than because of some outcome I’d like. But at the same time I should not let these two ideas lead me to become passive and get stuck in sitting on my hands and not taking action at all. So I do what I think is right and that is my responsibility. And then the rest (the possible results), well, that is not up for me to decide about or try to control. I let it go.

Final thoughts

It seems to me that a lot about being charismatic is about making the other person/people feel good. And you inspire that and transfer that into them by being more free and genuine socially, by being fully there, by being positive and open and confident etc. yourself.
So being more charismatic is mostly about bringing out more of these or other positive qualities in yourself. They are already there to some extent. You just have to practise and have the courage to make them stronger and bring them out more consistently.

Kisah Sukses Pengusaha Dengan Modal Nol




Susi Pudjiastuti, potret sukses pengusaha wanita tanpa jalur pendidikan formal. Merasa sekolah tidak bisa mengakomodasi keinginannya, Susi Pudjiastuti memilih drop out saat kelas dua SMA dan bekerja di pelelangan ikan di Pangandaran, Jawa Barat. Pilihan nekadnya ini, ternyata mampu mengantarkan nasibnya menjadi juragan ekspor ikan beromzet milyaran rupiah per bulan dan pemilik dari maskapai penerbangan Susi Air dengan 12 pesawat Cessna Grand Caravan.

PIngin pinjam uang di Bank dianggap gila , akhirnya jual cincin dan perhiasan yg dia punya buat modal bakul ikan. Keputusannya keluar dari sekolah saat masih berusia 17 tahun sangat disesalkan oleh kedua orang tuanya. Namun, berkat keuletan dan kerja kerasnya, kini Susi Pudjiastuti memiliki 50 pesawat dan pabrik pengolahan ikan yang berkualitas untuk melayani kebutuhan ekspor.

Namanya Susi Pudjiastuti, Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti yang bergerak di bidang perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation yang merupakan operator penerbangan Susi Air. Rambutnya ikal kemerahan, suaranya serak-serak, namun pembawaannya supel.

Bukan hanya bahasa Inggris fasih yang keluar dari mulutnya saat berbincang dengan para pilotnya yang bule. Susi – panggilan akrabnya – juga menggunakan bahasa Sunda dan sesekali bahasa Jawa kepada pembantu-pembantunya.

“Saya suka belajar bahasa apa aja. Yang penting bisa buat marah dan memerintah. Sebab, dengan itu, saya bisa bekerja,” ujarnya sambil lantas tertawa.

Saat ini, wanita kelahiran Pangandaran, 15 Januari 1965 tersebut, memiliki 50 unit pesawat berbagai jenis. Di antaranya adalah Grand Caravan 208B, Piaggio Avanti II, Pilatus Porter, serta Diamond DA 42. Kebanyakan pesawat itu dioperasikan di luar Jawa seperti di Papua dan Kalimantan.

“Ada yang disewa. Namun, ada yang dioperasikan sendiri oleh Susi Air. Biasanya dipakai di daerah-daerah perbatasan oleh pemda atau swasta,” jelas wanita yang betis kanannya ditato gambar burung phoenix dengan ekor menjuntai itu.

Susi tak mematok harga sewa pesawat secara khusus. Sebab, hal itu bergantung pelayanan yang diminta pihak penyewa. Biaya sewanya pun bermacam-macam, tapi rata-rata antara USD 400 sampai USD 500 per jam.

“Kadang ada yang mau USD 600 sampai USD 700 per jam. Perusahaan minyak mau bayar USD 1.000 karena beda-beda level servis yang dituntut. Untuk keperluan terbang, semua piranti disediakan Susi Air. Pesawat, pilot, maupun bahan bakar. Jadi, itu harga nett mereka tinggal bayar,” tegasnya.

Bakat bisnis Susi terlihat sejak masih belia. Pendirian dan kemauannya yang keras tergambar jelas saat usia Susi menginjak 17 tahun. Dia memutuskan keluar dari sekolah ketika kelas II SMA. Tak mau hidup dengan cara nebeng orang tua, dia mencoba hidup mandiri. Tapi, kenyataan memang tak semudah yang dibayangkan.

“Cuma bawa ijazah SMP, kalau ngelamar kerja jadi apa saya. Saya nggak mau yang biasa-biasa saja,” ujarnya.

Kerja keras pun dilakoni Susi saat itu. Mulai dari berjualan baju, bed cover, hingga hasil-hasil bumi seperti cengkeh. Setiap hari, Susi harus berkeliling Kota Pangandaran menggunakan sepeda motor untuk memasarkan barang dagangannya. Hingga, dia menyadari bahwa potensi Pangandaran adalah di bidang perikanan. “Mulailah saya pengen jualan ikan karena setiap hari lihat ratusan nelayan,” tuturnya.

Pada 1983, berbekal Rp 750 ribu hasil menjual perhiasan berupa gelang, kalung, serta cincin miliknya, Susi mengikuti jejak banyak wanita Pangandaran yang bekerja sebagai bakul ikan. Tiap pagi pada jam-jam tertentu, dia nimbrung bareng yang lain berkerumun di TPI (tempat pelelangan ikan). “Pada hari pertama, saya hanya dapat 1 kilogram ikan, dibeli sebuah resto kecil kenalan saya,” ungkapnya.

Tak cukup hanya di Pangandaran, Susi mulai berpikir meluaskan pasarnya hingga ke kota-kota besar seperti Jakarta. Dari sekadar menyewa, dia pun lantas membeli truk dengan sistem pendingin es batu dan membawa ikan-ikan segarnya ke Jakarta. “Tiap hari, pukul tiga sore, saya berangkat dari Pangandaran. Sampai di Jakarta tengah malam, lalu balik lagi ke Pangandaran,” ucapnya mengenang pekerjaan rutinnya yang berat pada masa lalu.

Meski sukses dalam bisnis, Susi mengaku gagal dalam hal asmara. Wanita pengagum tokoh Semar dalam dunia pewayangan itu menyatakan sudah tiga kali menikah. Tapi, biduk yang dia arungi bersama tiga suaminya tak sebiru dan seindah Pantai Pangandaran. Semua karam.

Dari suaminya yang terakhirlah, Christian von Strombeck, si Wonder Woman ini mendapat inspirasi untuk mengembangkan bisnis penerbangan. “Dia seorang aviation engineer,” lanjutnya.

Christian merupakan seorang ekspatriat yang pernah bekerja di IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara yang sekarang bernama PT DI, Red). Awal perkenalannya dengan lelaki asal Prancis itu terjadi saat Christian sering bertandang ke Restoran Hilmans milik Susi di Pantai Pangandaran. Berawal dari perkenalan singkat, Christian akhirnya melamar Susi. “Restoran saya memang ramai. Sehari bisa 70-100 tamu,” katanya.

Dengan Christian, Susi mulai berangan-angan memiliki sebuah pesawat dengan tujuan utama mengangkut hasil perikanan ke Jakarta. Satu-satunya jalan, lanjut Susi, adalah dengan membangun landasan di desa-desa nelayan. “Jadi, tangkap ikan hari ini, sorenya sudah bisa dibawa ke Jakarta. Kan cuma sejam,” tegas ibu tiga anak dan satu cucu tersebut.

Berbeda jika harus memakai jalur darat yang bisa memakan waktu hingga sembilan jam. Sesampai di Jakarta, banyak ikan yang mati. Padahal, jika mati, harga jualnya bisa anjlok separuh.

“Kami mulai masukin business plan ke perbankan pada 2000, tapi nggak laku. Diketawain sama orang bank dan dianggap gila. ‘Mau beli pesawat USD 2 juta, bagaimana ikan sama udang bisa bayar,’ katanya,” ujar Susi.

Barulah pada 2004, Bank Mandiri percaya dan memberi pinjaman sebesar USD 4,7 juta (sekitar Rp 47 miliar) untuk membangun landasan, serta membeli dua pesawat Cessna Grand Caravan. Namun, baru sebulan dipakai, terjadi bencana tsunami di Aceh. “Tanggal 27 kami berangkatkan satu pesawat untuk bantu. Itu jadi pesawat pertama yang mendarat di Meulaboh. Tanggal 28 kami masuk satu lagi. Kami bawa beras, mi instan, air dan tenda-tenda,” ungkapnya.

Awalnya, Susi berniat membantu distribusi bahan pokok secara gratis selama dua minggu saja. Tapi, ketika hendak balik, banyak lembaga non-pemerintah yang memintanya tetap berpartisipasi dalam recovery di Aceh. “Mereka mau bayar sewa pesawat kami. Satu setengah tahun kami kerja di sana. Dari situ, Susi Air bisa beli satu pesawat lagi,” jelasnya.

Perkembangan bisnis sewa pesawat miliknya pun terus melangit. Utang dari Bank Mandiri sekitar Rp 47 miliar sekarang tinggal 20 persennya. “Setahun lagi selesai. Tinggal tiga kali cicilan lagi. Dari BRI, sebagian baru mulai cicil. Kalau ditotal, semua (pinjaman dari perbankan) lebih dari Rp 2 triliun. Return of investment (balik modal) kalau di penerbangan bisa 10-15 tahun karena mahal,” katanya.

Susi tak hanya mengepakkan sayap di bisnis pesawat dan menebar jaring di laut. Sekarang, dia pun merambah bisnis perkebunan. Meski begitu, dia mengakui ada banyak rintangan yang harus dilalui. “Perikanan kita sempat hampir rugi karena tsunami di Pagandaran pada 2005. Kami sempat dua tahun nggak ada kerja perikanan,” tuturnya.

Untuk penerbangan rute Jawa seperti Jakarta-Pangandaran, Bandung-Pangandaran dan Jakarta-Cilacap, Susi menyatakan masih merugi. Sebab, terkadang hanya ada 3-4 penumpang. Dengan harga tiket rata-rata Rp 500 ribu, pendapatan itu tidak cukup untuk membeli bahan bakar. “Sebulan rute Jawa bisa rugi Rp 300 juta sampai Rp 400 juta. Tapi, kan tertutupi dari yang luar Jawa. Lagian, itu juga berguna untuk mengangkut perikanan kami,” ujarnya.

Susi memang harus mengutamakan para pembeli ikannya, karena mereka sangat sensitif terhadap kesegaran ikan. Sekali angkut dalam satu pesawat, dia bisa memasukkan 1,1 ton ikan atau lobster segar. Pembelinya dari Hongkong dan Jepang setiap hari menunggu di Jakarta. “Bisnis ikan serta lobster tetap jalan dan bisnis penerbangan akan terus kami kembangkan. Tahun depan kami harap sudah bisa memiliki 60 pesawat,” katanya penuh optimisme.

Semoga Kisah Ibu Susi ini bisa memacu semangat Generasi Muda Negeri ini untuk berani berusaha dan mau bekerja keras! Tidak hanya berharap bisa bekerja sebagai pegawai saja, tetapi justru bisa menciptakan lapangan kerja baru di tengah sempitnya lapangan kerja saat ini.


Incoming Search Term :

kisah sukses pengusaha
"kisah sukses pengusaha"
kisah orang sukses
"kisah orang sukses"
kisah pengusaha sukses
kisah kisah sukses
kisah sukses wirausahawan
kisah wirausahawan sukses